Dengan gerakan cepat tetapi lembut, Revan mengangkat tubuh Calvin. Mendudukkannya di kursi roda. Pelan mendorong kursi roda ke depan grand piano.
Belum sempat Calvin menarikan jemarinya di atas bidang hitam-putih itu, pintu ruang rawat terbuka. Silvi, Calisa, Anton, Albert, dan Rossie tergesa melangkah masuk. Mata Silvi berbinar bahagia begitu tahu apa yang akan dilakukan Calvin.
“Thank you Allah, kami belum terlambat.” desah Rossie.
“Mau main piano ya? Ayo mulai, biar kita semua yang nyanyi.” Silvi menyemangati.
Piano berdenting lembut. Melentingkan melodi-melodi indah.
Ada yang berbeda hari ini
Saat kusadari ku tak sendiri
Bersamamu kasih
Indahnya tak sekedar kata cinta
Maaf bila ku tak selalu berada di sisimu
Namun kita