Baru saja isi nampan sarapan itu tandas, penanda notifikasi di smartphone Calvin berbunyi. Julia mengambilkan benda canggih berlogo apel tergigit itu tanpa diminta. Ketika dibuka, ternyata chat dari Rossie.
Debaran di hatinya bertambah cepat. Ada apa Rossie menghubunginya sepagi ini? Bukankah Rossie sendiri yang memutuskan menjaga jarak demi menjaga perasaan Revan? Pasti ada yang penting.
Sedetik. Tiga detik. Lima detik. Smartphone mahal itu meluncur lepas dari jemari tangan Calvin. Jatuh ke lantai. Seraut wajah tampan itu pucat pasi.
"Astaga...kamu kenapa, Calvin?" tanya Julia kaget, memungut iPhone yang jatuh.
"Kata Rossie, Mamanya Angel meninggal. Kecelakaan mobil. Angel ikut jadi korban, tapi selamat."
"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun..."
Mereka bertatapan. Ada duka di mata Calvin. Ada binar kesedihan di mata itu. Detik berikutnya, Calvin berkata dengan nata perlahan.
"Julia, let me go..."
Sudah dikiranya. Refleks diraihnya tangan kurus dan dingin itu. Digenggamnya erat-erat.
"Nope..."
"Please...aku ingin menemani Angel. Hari ini Misa Requiem Mamanya..."