"Aku juga sering mengalaminya. Tenang saja. You're not alone."
"Memangnya lagunya Michael Jackson?"
"Aku serius. Kamu nggak sendiri. Banyak Muslim kulit putih yang sering dikira Non-Muslim dan ditatap aneh waktu masuk masjid."
Young Lady mendesah. Perlahan menghabiskan Earl Greynya.
"Iya sih. Dunia ini aneh ya. Yang Non-Muslim takut sama Islam, yang Muslim mencurigai sesama Muslim, tapi Islam terus berkembang pesat di tengah gempuran Islamophobia. Bahkan menurut Pew Research Centre, Islam agama yang paling pesat perkembangannya. Keren kan agama kita?"
"Yups. Janji Allah tak perlu diragukan. Bukankah Islam akan menang? That's right. Tinggal tunggu waktu aja."
Mereka bertoast dan bertukar senyum. Desiran hangat bertambah kuat menjajah hati.
"Calvin, apakah yang berkulit putih, bermata biru, hijau, sipit, abu-abu, atau berambut pirang tidak cocok jadi Muslim?"
"Tuhan tidak membedakan etnis. Islam itu sangat universal. Yang berkulit putih bersih sampai hitam legam sangat pantas memeluk Islam. Islam kan rahmatan lil alamin."
"Oh iya ya, benar juga. Malaikat tampan bermata sipitku, tahu nggak?"
"Nggak?"