Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami

Nyanyian Sahur Muslim Non Pribumi dan Pesta Piyama

5 Juni 2018   03:52 Diperbarui: 5 Juni 2018   04:18 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berjuta rasa cinta ini yang akan kuberikan

Kepadamu oh kasihku

Kepadamu pujaanku selamanya (Calvin Jeremy-Selamanya).

Suara bass Calvin empuk dan merdu. Sesaat mereka semua terpesona, nyaris lupa tugas mereka.

Sedetik kemudian, stick mayoret bergerak lagi. Anggota marching band tersadar. Lalu mulai memainkan lagu yang tadi dinyanyikan Calvin dengan aransemen mereka. Calvinlah yang mengaransemen musiknya.

Para takmir masjid terkagum-kagum menyaksikan suksesnya ide Calvin. Strategi tak biasa dalam membangunkan sahur: menyanyi dan menari. Walaupun lagunya bukan lagu religi, tapi toh efektif juga. Cara ini cocok untuk generasi muda zaman now macam mereka.

Tak sampai di situ. Permainan musik mereka tak berhenti saat lagu selesai. Kini marching band beraksi lebih keren lagi. Mempercepat tempo mereka, menaikkan nada, menggerakkan hati beberapa gadis dan pemuda untuk menari. 

Calvin meninggalkan pianonya, menarik tangan seorang gadis, lalu menari di tengah pelataran masjid. Sebagai mantan model dan duta budaya, Calvin berbakat koreografi. Gerakannya luwes dan sempurna. Ia bawa mayoret cantik bergaun putih itu menari pirouttes. 

Calvin menumpukan kakinya di kaki mayoret, lalu membawanya dalam gerakan tarian berputar-putar yang cepat tapi teratur.

Tarian Calvin dan si mayoret membangkitkan semangat Albert dan Revan. Menyerahkan timpani dan bass ke anggota marching band di samping kanan, mereka bergabung dengan Calvin. Tak sia-sia ide Calvin. Ide ini sekaligus menghapus stereotip Muslim Indonesia dan agama Islam itu sendiri.

Muslim Indonesia tak harus Pribumi. Non-Pribumi berkulit putih pun bisa menjadi Muslim. Siapa bilang orang Islam tak boleh bermain musik? Hanya Muslim fanatik nyaris sesat yang anti musik. Padahal Allah menyukai keindahan. Musik termasuk bagian dari estetika, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun