Ketika ku bersujud (Rossa-Ayat-Ayat Cinta).
** Â Â Â
Nuansa pedesaan khas Italia memanjakan pandangan mata. Restoran La Collina, mereka datangi. Gaya Italia pada restoran ini sejalan dengan konsep Eropa Mediterania di kompleks San Diego Hills.
"Calvin, lihat itu." tunjuk Adica ke sebuah meja di dekat pintu.
Mengikuti arah pandang Adica, Calvin sedikit kaget bercampur senang. Dua pria berjas putih di sana familiar. Albert dan Dokter Rustian. Entah kebetulan, entah bukan.
Rupanya ayah dan anak itu menangkap tatapan mata Calvin. Mereka bangkit, saling bertukar sapa. Lalu mengajak bergabung. Keempat lelaki charming lintas generasi itu duduk semeja. Albert dan Calvin berhadapan dengan Adica dan Dokter Rustian.
"Kebetulan sekali ya," komentar Calvin.
"Iya. Ah, untung di sini ada makanan Indonesia juga." Albert membalik-balik daftar menu.
Tersenyum simpul, Adica berkata sambil lalu. "Kamu tetap sama ya. Orang Jerman yang cinta Indonesia."
"Biasa saja. Aku orang Indonesia, Adica. Bukan orang Jerman, bukan juga Skotlandia."
Bermula dari perbincangan ringan. Akhirnya toh bicara serius juga. Namun kali ini terbagi dua kutub. Adica dengan Dokter Rustian, Albert dengan Calvin.