Namun kau adalah pemilik hatiku (Calvin Jeremy-Pemilik Hatiku).
** Â Â Â
Air mata lagi. Kali ini bukan dari wanita asing yang bertamu ke kantornya. Melainkan dari istrinya sendiri.
Keluar dari lorong garbarata, Silvi menangis. Memeluk Calvin erat. Air matanya meleleh.
"Aku tak tahu apa yang terjadi...aku tak tahu siapa pelakunya. Tapi sudah terjadi...sudah terjadi." Silvi terisak. Membenamkan wajahnya di dada Calvin.
Wajah Calvin pucat dan shock. Silvi rebah di pelukannya. Mengadu padanya. Mengadukan pelecehan seksual itu. Me Too, Me Too, Me Too.
"Maafkan aku, Calvin. Aku tak bisa menjaga kehormatanku. Tak bisa menjaga diriku selama beribadah Haji..."
Seraya mengelus kepala Silvi, Calvin berujar. "Bukan salahmu, Silvi. Ini salahku. Andai saja aku punya kesempatan mendampingimu waktu itu. Andai saja aku tidak sakit dan harus dirawat waktu itu...ini semua takkan terjadi."
Wanita cantik berabaya putih dan berdarah Sunda-Inggris itu merasakan pilu yang dalam. Ia merasa dirinya kotor. Pelecehan seksual yang dialaminya saat beribadah ke tanah suci mengguncangkan jiwa.
"Aku wanita kotor, Calvin. Aku tidak berguna dan menjijikkan. Masihkah kau mencintaiku?" tanya Silvi pelan.
Calvin mengangkat dagu Silvi. Menatapnya lembut penuh kasih.