"Luar biasa..." kata Calvin, menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. Menatap piring besar yang telah bersih tanpa sisa.
Silvi tersenyum malu-malu. Pipinya merona kemerahan. Model dan novelis cantik itu salah tingkah juga.
"Tadi, katamu ini hari pertama menstruasi dan perutmu sakit. Tapi kamu bisa habiskan seluruh porsi besar itu." ungkap Calvin keheranan.
"As you know...sebagian besar makanan berbahan dasar daging, keju, atau cream, pasti aku suka. Di keluargaku, aku satu-satunya yang paling suka olahan daging. Yang lain lebih suka sayuran. Bahkan Clara menjulukiku Karnivor."
Mereka tertawa. Lalu menghabiskan minuman mereka.
Segala urusan pekerjaan terlupakan. Bukannya meeting dengan klien, Calvin malah menculik Silvi dan wisata kuliner berdua dengannya. Dibawanya Silvi ke tempat-tempat yang bisa memanjakan seleranya. Silvi yang cantik senang-senang saja dimanjakan Calvin yang rupawan. Calvin hafal selera Silvi. Penyuka daging, cheese-addict, dan cream lover. Pencari Western food. Pokoknya, asalkan menu berbahan dasar daging, keju, atau cream, dan ada bumbu kecap Inggris, Silvi pasti suka. Meski suka makanan-makanan berkadar lemak dan protein tinggi, Silvi tetap saja cantik dan ramping. Buktinya ia masih bisa jadi model sampai sekarang.
"Silvi, ada cream di bibirmu. Sorry..."
Pria tampan itu memajukan tubuhnya. Mengusap lembut sisa cream di sudut bibir Silvi. Sontak hati gadis itu berdesir, desiran yang halus sekali. Hati Calvin berdesir pula.
Senin yang sibuk. Senin yang begitu dibenci banyak orang. Namun di Hari Senin ini, Calvin sibuk. Sibuk mencintai Silvi.
** Â Â Â
Paris van Java, 12 Februari 2018