"My Lovely Silvi, kamu dengar sendiri kan? Yogi tidak pernah malu. Bahkan, dia percaya ada sesuatu yang lebih dalam dirimu. All clear?"
Perlahan Silvi mengangguk. Sarah tersenyum, Yogi ikut tersenyum. Ia menatap Silvi dengan ramah, mencoba lebih dekat dan hangat pada gadis cantik itu.
"Silvi...saya sama sekali tidak malu memiliki saudara sepertimu. Saya justru senang. Maafkan saya." kata Yogi sungguh-sungguh.
"Ya." Silvi menjawab singkat.
"Mungkin...kamu ingin tanya sesuatu? Atau apa?"
Silvi menengadah. Menatap mata Yogi.
"Saya tidak seperti Sarah, kamu harus tahu itu. Simple saja pertanyaan saya. Mengapa kamu cinta kakak saya?"
Ini pertanyaan sederhana, namun sangat dalam. Yogi menatap Sarah, Silvi, dan Calvin lalu menjawab yakin.
"No reason. Saya cinta Sarah karena Allah."
Hening. Sempurna hening. Seolah tak ada yang bernafas. Pepohonan, bunga, rumput, dan bangku-bangku taman ikut membisu. Bungkam dalam keterpanaan.
"Mencintai karena Allah..." ulang Silvi lirih, dua titik bening bergelayut di pelupuk matanya.