Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Special] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Saya Cinta Kamu Karena Allah

21 Januari 2018   06:04 Diperbarui: 21 Januari 2018   08:28 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mulailah mereka mengusulkan beberapa tempat lain. Yogyakarta, Jakarta, Bali, dan Palembang menjadi kandidat terkuat. Agak sulit menentukan kota dimana seluruh keluarga besar dapat berkumpul bersama di waktu yang sama. Entahlah, menentukan lokasi pernikahan dengan adanya keluarga besar yang sulit dikumpulkan membuat segalanya lebih rumit.

Sementara itu, Silvi tak ikut ambil bagian dalam diskusi. Ia terjebak di tengah. Calvin di sisinya, menggenggam tangannya erat. Mata biru Silvi bertemu pandang dengan mata sipit Calvin.

"Calvin?"

"Yya?"

"Dimana pun pernikahannya, kamu tetap datang kan? Kamulah orang yang kuinginkan saat pesta pernikahan itu. Dan undangan ini pun terbatas."

Nada suara Silvi begitu lembut. Bahkan terdengar agak manja. Calvin mengusap rambut gadis Jawa-Belanda itu.

"Insya Allah. Suatu kehormatan untukku..."

"Oh. Thanks Calvin."

**     

Empat sosok tampan dan cantik itu duduk santai di bangku taman. Diplomasi bangku taman, begitulah istilah Calvin. Bila kebanyakan orang lain menggunakan diplomasi meja makan, Calvin sedikit berbeda.

Sarah-Yogi dan Calvin-Silvi duduk bersama. Mulai saling bicara dari hati ke hati. Atmosfer di sekeliling taman begitu hangat dan ceria. Pas sekali untuk bicara dari hati ke hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun