"Kamu mau bicara dengan saya? Ada apa?" tanya Yogi lagi, keningnya berkerut.
"Jangan sekarang. Setelah pertemuan keluarga saja." Calvin memutuskan.
Silvi memandangi Calvin dengan kebingungan. Sebenarnya, apa yang ingin dia lakukan?
"Calvin, apa...?"
"Kamu lihat saja nanti, Silvi. Tenanglah, tidak usah khawatir."
Tatapan mata teduh itu, suara itu, Silvi tak kuasa membantah. Hanya bisa mengangguk. Merapatkan tubuhnya pada Calvin.
Pertemuan keluarga dilanjutkan. Tanggal pernikahan Sarah dan Yogi disepakati: 16 Juli. Pertengahan tahun, sebulan setelah Ied Mubarak. Sekitar enam bulan lagi. Persoalan tanggal sudah deal. Kini, tinggal menentukan tempat akad nikah dan resepsi.
"Palembang," usul salah seorang sepupu.
"Itu kan kota kenangan Sarah dan Yogi. Bahkan, Yogi melewatkan masa kecilnya di sana. Iya kan?"
Tatapan-tatapan antusias menyeruak. Menikah di kota bersejarah tempat sisa-sisa peninggalan Kerajaan Sriwijaya itu, sepertinya menarik. Kota yang terkenal dengan Sungai Musinya. Kota kenangan penghasil pria-pria tampan dan wanita-wanita cantik.
"Hmm...boleh juga. Tapi..."