Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Empat Hati, Empat Pasang Mata, Empat Sosok Pembawa Cinta (2)

15 Januari 2018   06:17 Diperbarui: 15 Januari 2018   08:19 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cinta pada siapa? Cinta pada Clara atau pada anak itu?"

Ini pertanyaan menjebak. Sangat sulit. Tak boleh gegabah.

"Aku tidak menaruh ekspektasi apa-apa. Hanya saja, aku sedih karena dia bukan anakku."

Sindroma Hughes dan vonis mandul itu, mengubah segalanya.

"I see. Akankah kamu tetap mencintai dan merawat anak itu sepenuh hati? Seperti janjimu?" Silvi bertanya lembut.

"Iya. Aku sudah berjanji. Akan kulakukan." ujar Calvin yakin.

Tatapan lembut itu, wajah tulus itu, menggugah hati Silvi. Hatinya sakit. Andai saja Calvin belahan jiwanya, tentu ia akan merasa sangat bersyukur. Sayangnya, Calvin tidak ditakdirkan untuknya. Pria ini begitu baik, begitu sabar, begitu istimewa. Clara beruntung memilikinya. Silvi hanya bisa mendoakan kebahagiaan mereka. Seraya memendam rasa sakit dan serpihan hati yang telah hancur.

"Silvi, are you allright? Apa ada yang salah?" Calvin mengulurkan tangan, berusaha menyentuh bahu adik iparnya.

"Nothing. Aku mau kembali ke kamar Clara." jawab Silvi lirih, menghindari pandangan Calvin.

Sejurus kemudian, Silvi berjalan cepat meninggalkan Calvin. Jangan sampai ada yang melihat kristal bening terjatuh dari pelupuk matanya.

**      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun