Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Empat Hati, Empat Pasang Mata, Empat Sosok Pembawa Cinta (2)

15 Januari 2018   06:17 Diperbarui: 15 Januari 2018   08:19 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalau begitu, bolehkah sekarang aku belajar banyak darimu?" bisik Calvin lembut.

"Sure..." jawab Clara sambil tersenyum. Membelai kedua tangan Calvin.

Entah dia tersenyum tulus pada suami super tampannya. Atau tersenyum geli karena masih teringat rekaman audio book yang dibacakan Calvin untuk Silvi. Setelah mendengarkannya satu per satu, langsung saja Clara mengomentari dan mengoreksi. Ia tidak seperti Silvi yang kelewat pandai menahan respon dan koreksinya. Silvi lebih banyak memuji, walau itu dilakukannya untuk menyenangkan hati Calvin dan menghargainya saja. Sementara Clara sama sekali tidak memuji. Hanya mengomentari dan membetulkan mana yang salah.

"Hmm...Silvi, Silvi. Kalau sama suami super tampanku, jangan terlalu lembut." desah Clara, menjentikkan jarinya. Lalu mematikan laptop.

"Well, adikmu itu baik. Paling tidak, dia tahu cara menghargai orang lain." Calvin menimpali. Lekat memperhatikan istri cantiknya dari manik matanya.

Menyimpan laptopnya di dalam softcase, Clara kembali berbaring. "Whateverlah. Yang jelas, jangan samakan aku dengan Silvi."

Belum sempat Calvin menanggapi, sesuatu terjadi. Clara mengerang kesakitan. Wajah cantiknya berubah pucat. Satu tangannya tanpa sadar mengelus perutnya yang kian membesar.

"Clara, are you ok? Kontraksi lagi ya, Sayang?" Calvin bertanya cemas.

"No...no, sepertinya bukan kontraksi lagi. Tapi..."

Darah segar mengalir di kaki Clara. Tidak, ini tidak benar. Calvin menggendong Clara, meraih kunci mobilnya, lalu bergegas menuju garasi. Tak sempat lagi membangunkan supir dan asisten rumah tangga. Keadaan sudah mendesak.

**   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun