Ada sayang yang abadi
Walau kau masih memikirkannya
Aku masih berharap kau milikku (Isyana Sarasvati-Masih Berharap ost Ayat-Ayat Cinta 2).
** Â Â Â
Sama seperti istrinya, Calvin pun resah dan gelisah. Konsentrasinya pecah. Namun, toh ia berhasil menyelesaikan artikelnya juga. Prediksi tentang situasi ekonomi, politik, olahraga, dan teknologi di tahun 2018. Artikel itu langsung dilabeli pilihan dan masuk nilai tertinggi. Itu hanya bonus. Tujuan utama Calvin menulis untuk melawan rasa sakit. Dirinya tak ingin terkalahkan oleh penyakit.
Sakit di ginjalnya tak lagi terasa. Selesai menulis dan memposting artikelnya, ia kembali teringat Silvi. Masihkah Silvi memikirkannya selama prosesi shooting? Apakah Silvi sudah melupakannya dan sibuk dengan teman-teman artisnya? Sebagian besar di antara mereka teman-teman Calvin juga. Meski belakangan ini Calvin vacum dari dunia modeling karena sakit, ia masih berhubungan baik dengan mereka. Sebaliknya dia makin aktif di dunia literasi.
Ada cinta yang sejati, ada sayang yang abadi. Abadi dan sejatikah cinta dan sayang Silvi untuknya? Tidakkah Silvi berhenti mencintainya sejak ia divonis mengidap kanker ginjal?
Ditatapnya cermin. Kanker ini begitu kejam. Membuat sebagian rambutnya berguguran, merampas kariernya di kantor, mengisap habis kesehatannya. Satu-satunya yang masih bertahan hanyalah ketampanan dan kebaikan hati. Hanya itu, sungguh hanya itu.
Sedetik kemudian, Calvin teringat sesuatu. Diambilnya sebuah buku, dibukanya halaman pertama. Dari pada terlarut dalam kesedihan, lebih baik ia penuhi janjinya pada Silvi. Calvin membacakan novel untuk istrinya, lalu merekamnya.
Sejak awal, membiarkan Silvi masuk ke dalam hidupnya pastilah ada konsekuensinya. Entah itu negatif atau positif. Tergantung bagaimana sudut pandangnya. Beristrikan wanita istimewa tidaklah mudah. Calvin harus belajar sabar, belajar bersikap lembut, belajar mengerti, dan belajar menyadari keadaan. Membacakan buku termasuk bagian dari kesadaran itu. Calvin yang rupawan, yang tulus, yang penyabar dan konsisten, tak segan lagi membacakan buku untuk Silvi.
Halaman demi halaman ia bacakan. Jika biasanya membaca dalam hati, kini harus membaca dengan bersuara. Itu pun tak sekadar membacakan, melainkan ada teknik story telling dan theatre of mind. Theatre of mind, kemampuan untuk membawa seseorang untuk ikut merasakan apa yang ada dalam cerita. Ini pengalaman pertama Calvin membacakan buku untuk orang lain.