Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mata Pengganti, Pembuka Hati, "Kata-kata Indah yang Kau Bacakan"

3 Januari 2018   06:02 Diperbarui: 3 Januari 2018   13:58 2047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Bagian pertama tuntas. Calvin hanya berharap, Silvi tak kecewa. Ia sudah melakukan dengan maksimal.

Malamnya, Silvi baru kembali. Tertegun dan terpagut rasa bersalah karena melihat suami super tampannya telah jatuh tertidur. Kelihatannya ia letih. Ataukah penyakitnya kambuh lagi? Silvi mengecek karpet, tempat tidur, meja, dan tumpukan kertas di sudut meja. Tak ada noda darah, tak ada sisa muntahan. Ia buka pintu kamar mandi. Lantai, wastafel, shower, dan bathtub pun bersih. Sama sekali tak ada bercak merah pekat sedikit pun. Syukurlah, berarti Calvin baik-baik saja.

Dengan langkah-langkah kecil tanpa suara, Silvi meninggalkan kamar. Sempat mematikan AC. Takut bila Calvin terbangun tetiba dan merasakan kedinginan serta kesakitan seperti dua malam lalu.

Sampai akhirnya, Silvi menemukan rekaman itu. Matanya melebar tak percaya. Sedetik kemudian, mata itu berbinar bahagia. Akhirnya...Calvin menepati janji. Konsisten, pikir Silvi kagum.

Selesai mandi dan ibadah sejenak, Silvi mendengarkan rekaman itu. Memastikan tubuh dan hatinya rileks selama mendengarkan suara bass itu membacakan buku untuknya. Silvi bersandar di sofa, matanya terpejam menikmati kata-kata indah yang dibacakan Calvin.

"Matahari redup petala langit. Awan-awan hitam menggelayut. Salju mencair..."

Getaran halus merayapi hati Silvi. Benaknya tergugah, jiwanya mulai terbawa. Entah, terasa berkali lipat lebih indah saat Ayat-Ayat Cinta 2 dibacakan Calvin.

Silvi mendengarkan, terus mendengarkan. Tanpa terasa, air matanya meleleh. Bukan karena isi ceritanya sedih, melainkan mendengar kata-kata indah itu dibacakan Calvin. Calvin Wan, pria pertama yang membacakan sebuah buku untuknya. Bahkan mereka yang sebelumnya pernah hadir, tak pernah membacakan satu pun buku untuknya. Hanya Calvin dan saudara-saudara perempuannya saja yang melakukan itu.

Indah, terasa indah sekali. Seketika, Silvi ingin memeluk Calvin saat itu juga. Kali pertama sudah cukup bagus. Calvin dapat membacakannya dengan baik.


Silvi yang sulit mempercayai orang lain, tak mudah terbuka pada orang lain, mau tak mau luluh juga. Calvin yang istimewa, Calvin yang meluluhkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun