"Buku ini bercerita tentang perjuangan seorang pria tampan bernama Calvin yang mencarikan pengganti untuk istrinya. Sadar waktunya sudah tidak lama lagi, Calvin bertekad mencari suami pengganti untuk istrinya kelak."
Saat menyebut nama Calvin, rona kelembutan menepi di wajah Silvi. Air mukanya teramat lembut. Selembut tetesan embun yang menyejukkan hatinya begitu terucap nama Calvin.
"Calvin? Ooooh....seperti nama blogger super tampan sekaligus mantan duta budaya itu ya. Calvin Wan...ehm, kira-kira sosok Calvin dalam buku terbarunya Silvi itu seperti apa ya pemirsa? Kita lihat saja nanti...jadi penasaran kan?"
Bukan hanya host wanita itu yang penasaran. Para audience yang lain pun tak kalah ingin tahunya. Diam-diam mulai mereka seistimewa apa karakter baru yang diciptakan Silvi, dan seistimewa apa sosok inspirasi di baliknya. Sayangnya, Silvi enggan berbagi rahasia tentang sosok inspiratif di balik munculnya karakter Calvin dalam novelnya. Sebab ia telah berjanji pada sosok inspiratif nan charming itu untuk menjaga privasinya. Publik cukup tahu dan menikmati saja pesona karakter baru ini dalam cerita.
"Ok...last but not least, apa pesanmu buat mereka yang sepertimu, dan mereka yang masih normal anggota tubuh dan mentalnya?"
Ini pertanyaan terakhir. Silvi sudah tahu apa jawabannya.
"Untuk mereka yang sama seperti saya...jangan ragu untuk berkarier, bekerja, dan berprestasi di tempat mana pun yang kalian inginkan. Buktikan bahwa kalian bisa dan layak mendapat kesempatan yang sama tanpa diskriminasi. Dan untuk mereka yang normal anggota tubuh dan jiwanya, jangan pernah mendiskriminasikan siapa pun. Tetap mengasihi, tetap berempati, tanpa mendiskriminasi."
Tepuk tangan mengakhiri jawaban Silvi. Lagi-lagi wanita cantik itu teringat Calvin. Pria belahan hatinya, pria yang mengulurkan tangan dengan penuh kasih untuknya. Selalu ada saat Silvi terpuruk. Mengobati lukanya dengan lembut, dengan sabar, dengan penuh kasih. Tidak mudah menghakimi dan menjustifikasi secara negatif. Calvin Wan, belahan hatinya yang ia cintai.
Ingin rasanya Silvi cepat-cepat pulang dan menemui Calvin. Sayang sekali, dia masih harus shooting video clip. Masih lama sebelum ia dapat bertemu Calvin lagi.
"Silvi! Long time no see!"
Monna, Arina, dan Debby memeluknya. Mencium pipinya. Silvi tersenyum, balas memeluk mereka. Di dunia entertainment dan modeling, Silvi dikenal sebagai pribadi yang hangat dan menyenangkan. Cantik dan charming. Sama halnya seperti orang-orang di dunia literasi yang mengenalnya.