Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Special] Mata Pengganti, Pembuka Hati, Suami Paling Sempurna

16 Desember 2017   05:59 Diperbarui: 16 Desember 2017   10:10 4329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Buat apa kamu cari info tentang bayi perempuan yang tidak jelas itu?" selidik Adica.

"Hatiku tergerak untuk menolongnya."

"Jangan bilang Kakak mau adopsi dia. Kak Calvin ingin punya anak ya?" timpal Syifa.

Pertanyaan Syifa sukses membangkitkan niat lain di hati Calvin. Pria tampan yang lahir di bulan dua belas itu mulai berpikir. Tak ada salahnya, sungguh tak ada salahnya.

"Kalau kamu ingin punya anak, mengapa tidak menikah saja?" sergah Tuan Halim.

"Aku tidak ingin menikah, Pa. Lagi pula, siapa yang mau menikah denganku?"

"Lho, jangan salah. Banyak yang suka padamu, Sayang. Nanti Mama kenalkan dengan putri-putri jet set dan konglomerat ternama. Kamu pasti takkan menyesal."

Tawaran Nyonya Roselina sama sekali tidak menarik baginya. Calvin fokus untuk menolong bayi perempuan itu. Apa pun caranya.

Setengah jam kemudian, stafnya memberi kabar. Bayi perempuan itu telah dibawa ke rumah sakit. Lokasi rumah sakit pun dikirimkan. Tanpa membuang waktu lagi, Calvin bergegas ke rumah sakit.

**     

Keheningan koridor rumah sakit pagi itu dipecahkan oleh bunyi langkah sepatu. Terlihat seorang gadis cantik bergaun merah marun dengan high heels setinggi sembilan senti melangkah setengah berlari menuju ruangan paling ujung. Ada sosok lain yang berjalan jauh lebih cepat. Pria tinggi semampai berkulit putih dan berwajah oriental itu telah berada jauh di depan. Tujuannya sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun