"Happy that you're happy." bisik gadis itu, tulus dan dalam.
"Thanks. Aku senang sekali bisa menjadi ayah angkat. Mulai dari awal...aku bisa merasakan seolah Angel hidup lagi dalam diri Aurora." ujar Calvin.
"I see. Jagalah Aurora. Jadilah ayah yang baik untuknya."
Suara azan terdengar merdu. Aurora tersenyum manis, bibirnya bergumam kecil mengikuti seruan shalat dari Bilal itu. Calvin mengelus-elus kepalanya, Clara dan Silvi menyelimutinya.
"Aurora suka suara azan," ucap Clara tetiba.
"Iya. Dia selalu tersenyum tiap kali mendengar azan." Calvin bergumam mengiyakan, membaringkan Aurora di ranjang.
"Apa dia juga suka mendengarkan murattal?" Silvi bertanya penasaran.
"Yups. Selain murattal, aku juga sering membacakan sendiri ayat-ayat Alquran untuknya."
Ayah yang saleh. Calvin Wan memang ayah luar biasa. Bukan hanya tampan, kaya-raya, dan bisa menjamin masa depan anak yang diasuhnya, ia pun mampu menanamkan nilai religius. Membentuk karakter si anak sebaik mungkin.
"Aku punya ide. Bagaimana kalau kita bacakan ayat Alquran untuknya?" usul Silvi.
"Wow, mengapa tidak?" sambut Clara antusias.