Katakan tidak pada lainnya
Cukup aku satu (Afgan-Katakan Tidak).
** Â Â Â
"Maaf aku terlambat. Tadi aku menenangkan temanku yang baru memergoki kekasihnya selingkuh."
Adica sengaja menggunakan penekanan khusus pada kata 'selingkuh'. Sorot matanya begitu tajam saat menatapi wajah Calvin. Hal itu membuat Calvin, Clara, dan Silvi waswas. Mungkinkah Adica sudah tahu?
"Selingkuh? Jahat sekali...pasti temanmu sedih." Clara memaksakan nada suaranya setenang mungkin saat mengatakannya.
"Oh jelas, dia sangat terpukul. Katanya, dia takkan memaafkan kekasih dan selingkuhannya. Mereka jadi pengkhianat di matanya." tukas Adica sarkastik.
Ekspresi bersalah melintas di wajah Clara dan Calvin. Justru itulah yang menguak segalanya. Adica dan Silvi lebih mudah mendeteksinya. Ada gelagat tak biasa, ada ketidakberesan di sana.
"So, apa yang kamu lakukan untuk menghibur temanmu?" Calvin bertanya.
"Kukatakan saja, bahwa suatu saat nanti dia akan mendapatkan pengganti yang lebih baik. Orang baik akan mendapatkan pasangan yang baik. Perselingkuhan yang dilakukan kekasihnya hanyalah cobaan sebelum dia mendapatkan yang terbaik."
Silvi menundukkan wajah. Amat memahami situasi ini. Galaunya Calvin dan Clara, fakta perselingkuhan terselubung, dan kenyataan menyakitkan tentang Adica dan dirinya sendiri. Selingkuh itu kelihatannya saja indah, tapi menyakitkan sekali.