Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyikapi Haters? Hadapi dengan Cara Ini

27 Agustus 2017   06:02 Diperbarui: 27 Agustus 2017   22:09 4318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

2. Tersenyum dan berterima kasih

"Kamu sok kecakepan banget sih. Masih lebih cakep dia."

"Kamu nggak stylish. Kurang cantik, kurang modis, bla bla bla."

Haters takkan segan melempar komentar negatif. Tujuannya agar mental kita jatuh. Jauh di dalam hati, pastilah kita merasa kesal dan sakit hati. Ditambah lagi merasa sedih. Jangan tunjukkan itu pada haters. Bila perasaan sedih dan semacamnya ditunjukkan, haters akan makin bersemangat menyudutkan kita. Cukup tersenyum dan bilang terima kasih. Itu sudah cukup. Hadapi komentar miring dengan elegan. Stay cool saja. Anggap komentar itu tidak berpengaruh apa-apa. Bila kita menuruti emosi, haters akan punya alasan lebih banyak lagi untuk menjatuhkan kita.

3. Berbuat baik pada haters

Jangan balas kebencian dengan kebencian. Sebaliknya, balaslah kebencian dengan kasih sayang dan rasa empati. Cobalah berbuat baik pada haters kita. Terserah apa reaksinya, yang penting maksud kita baik. Bisa saja haters akan segan dan mengubah penilaiannya. Bukankah Tuhan Maha Membolak-balikkan Hati?

4. Siapkan mental

Hati seseorang mudah sekali dibolak-balikkan bila Tuhan berkehendak. Semula suka menjadi tidak suka, semula cinta menjadi benci. Siapkan mental dan hati kita bila suatu saat nanti orang yang mencintai, menyayangi, dan menyukai kita berbalik membenci kita. Dalam hidup, kita tak tahu apa yang akan terjadi. So, kita harus siap dengan risiko dibenci, ditinggalkan, dan dijauhi. Kedengarannya menyakitkan, namun mau tak mau kita mesti siap mental. Pikirkan dulu kemungkinan-kemungkinan terburuk. Siapkan mental agar kita tidak terlalu sakit jika hal itu benar-benar terjadi.

5. Nikmati dan jadikan motivasi

Sedih karena dibenci? Wajar. Sedih karena tak lagi dicintai? Sangat manusiawi. Nikmati saja. Nikmati kesedihan itu, dan jadikan pelajaran berharga. Jadikan hal itu sebagai motivasi agar kita bisa lebih baik lagi. Tak apa-apa menikmati kesedihan pasca berhenti dicintai orang lain. Akan tetapi, jangan lupa bahwa kita perlu bangkit dari kesedihan dan memperbaiki diri. Agar kesalahan yang sama tak terulang lagi.

6. Jangan jadi haters

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun