"Aku percaya, Calvin." Cecilia berucap lembut. Diikuti anggukan Caroline.
"Aku tidak percaya. Tunggu sampai Mama tahu. Aku jamin dia akan berhenti menganggapmu sebagai anak kesayangan."
Setelah berkata begitu, Celine berbalik ke kaki tangga. Melangkah naik ke lantai atas. Tak salah lagi, pastilah ingin memberi tahu Nyonya Lola.
Cecilia, Caroline, Celine, dan Calvin. Empat kakak-beradik dengan nama yang berawalan huruf C. Namun hubungan mereka tidak seindah dan sekompak nama mereka. Sebaliknya, mereka kakak-beradik dengan sifat dan kepribadian yang berbeda. Jauhnya perbedaan usia dan prinsip membuat mereka kurang akrab. Satu-satunya yang terlihat paling harmonis hanyalah Cecilia dan Calvin. Anak sulung dan anak bungsu yang sangat dekat. Karakter mereka yang lembut, sabar, dan konsisten membuat mereka dekat. Sayangnya, Cecilia makin jarang di rumah. Setelah ia lulus dari Fakultas Ekonomi UI dan mendapat pekerjaan di Dirjen Pajak, waktunya untuk keluarga semakin berkurang. Ia pun jarang berkomunikasi dengan Calvin. Tapi ia selalu memperhatikan Calvin dengan caranya sendiri.
Dua puluh menit kemudian, Nyonya Lola turun ke ruang keluarga. Wajah cantiknya tetap tenang. Berbanding terbalik dengan raut wajah Celine yang dipenuhi amarah.
"Calvin...Mama sudah tahu semuanya. Mama mengerti, Sayang."
Jeda sejenak saat Nyonya Lola menghela napas. Ia tak memutuskan kontak mata dengan putra bungsunya.
"Mama sayang sekali padamu, Calvin. Sungguh...begitu sayangnya Mama padamu, sampai-sampai Mama ingin hidup bersamamu di dunia dan akhirat. Untuk mendapatkan keduanya, kebahagiaan dan kebersamaan di dunia-akhirat, kita harus tetap berada di jalan yang benar. Jalan Allah SWT, jalannya umat Nabi Muhammad. Kita tidak boleh menyimpang dari jalan itu, Sayang. Mama percaya, Anastasia gadis yang baik. Tapi dia bukan untukmu. Kecuali dia mau mengalah dan mengikuti agama kita. Allah melarang pernikahan beda agama, Sayang."
Keduanya bertatapan. Kasih sayang bertemu pengertian. Kelembutan bertemupemahaman. Lola Purnama menuntun Calvin Wan dalam pemahaman dan cinta.
"Maaf sekali, Calvin. Maaf...ya? Kali ini Mama katakan 'tidak'. Bukan untuk Mama, tapi untuk kebaikan dirimu sendiri. Kamu mengerti, kan?"
Ketegasan yang dibalut dengan kelembutan. Secara halus Nyonya Lola tidak menyetujui Calvin bersama Anastasia. Ketidaksetujuan yang diimbangi alasan logis.