Beberapa jam lamanya terlewati di villa mewah bercat putih itu. Tuan Calvin melampiaskan rindunya pada Nyonya Lola. Ia sadar sepenuhnya. Satu-satunya anggota keluarga yang masih dimilikinya hanyalah Nyonya Lola. Kecelakaan pesawat telah merenggut nyawa Cecilia, Caroline, dan Celine. Kanker hati memisahkan Tuan Calvin dari Papanya. Ia berjanji takkan menyia-nyiakan Nyonya Lola. Ingin sekali selalu ada untuk membahagiakan wanita berparas oriental yang sangat mirip dengan dirinya itu. Setelah berbagai cobaan menimpa Nyonya Lola, mana mungkin Tuan Calvin akan membiarkannya sendirian?
Sementara Nyonya Lola tak kalah bahagia. Bisa kembali di sisi anak tunggalnya. Menolongnya, mendampinginya, dan memberikan support. Cinta Nyonya Lola kini hanya untuk Tuan Calvin. Anaknya sakit, divonis mandul, dan membesarkan putri cantik yang sangat istimewa. Tentunya perlu dukungan dan kasih sayang.
"Bagaimana hasil check up yang terakhir, Calvin?" Nyonya Lola melontarkan pertanyaan yang sejak tadi tertahan di sudut hatinya.
"Mama benar-benar ingin tahu hasilnya?" Tuan Calvin balik bertanya. Sengaja mengulur waktu untuk menjawab.
"Of course...Mama berhak tahu. Mama selalu memikirkan dan mencemaskan keadaanmu, Sayang."
Sejenak Tuan Calvin terdiam. Bijakkah memberi tahu Mamanya tentang hasil check up terkini? Jangankan Nyonya Lola, Nyonya Calisa pun belum tahu.
Lalu, bagaimana hasil check up yang terakhir itu? Sudah terjadi metastasis ke organ tubuh yang lainkah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H