Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pergi untuk Kembali

12 Agustus 2017   08:03 Diperbarui: 13 Agustus 2017   06:42 2457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa jam lamanya terlewati di villa mewah bercat putih itu. Tuan Calvin melampiaskan rindunya pada Nyonya Lola. Ia sadar sepenuhnya. Satu-satunya anggota keluarga yang masih dimilikinya hanyalah Nyonya Lola. Kecelakaan pesawat telah merenggut nyawa Cecilia, Caroline, dan Celine. Kanker hati memisahkan Tuan Calvin dari Papanya. Ia berjanji takkan menyia-nyiakan Nyonya Lola. Ingin sekali selalu ada untuk membahagiakan wanita berparas oriental yang sangat mirip dengan dirinya itu. Setelah berbagai cobaan menimpa Nyonya Lola, mana mungkin Tuan Calvin akan membiarkannya sendirian?

Sementara Nyonya Lola tak kalah bahagia. Bisa kembali di sisi anak tunggalnya. Menolongnya, mendampinginya, dan memberikan support. Cinta Nyonya Lola kini hanya untuk Tuan Calvin. Anaknya sakit, divonis mandul, dan membesarkan putri cantik yang sangat istimewa. Tentunya perlu dukungan dan kasih sayang.

"Bagaimana hasil check up yang terakhir, Calvin?" Nyonya Lola melontarkan pertanyaan yang sejak tadi tertahan di sudut hatinya.

"Mama benar-benar ingin tahu hasilnya?" Tuan Calvin balik bertanya. Sengaja mengulur waktu untuk menjawab.

"Of course...Mama berhak tahu. Mama selalu memikirkan dan mencemaskan keadaanmu, Sayang."

Sejenak Tuan Calvin terdiam. Bijakkah memberi tahu Mamanya tentang hasil check up terkini? Jangankan Nyonya Lola, Nyonya Calisa pun belum tahu.

Lalu, bagaimana hasil check up yang terakhir itu? Sudah terjadi metastasis ke organ tubuh yang lainkah?


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun