Di sudut terdalam hatinya, Renna meyakini bahwa mencintai Albert bukanlah suatu kebodohan. Mencintai Albert bukanlah suatu kesia-siaan. Tak ada kebodohan dan kesia-siaan untuk mencintai seseorang. Dan Renna lebih mempercayai kata hatinya sendiri dibanding kata-kata orang lain.
**
Sebelum meninggal, Tuan Adolf sempat melebarkan spektrum bisnisnya pada sektor bisnis kuliner. Realisasinya dengan membuka sebuah cafe. Baru beberapa bulan cafe itu dijalankan, pria berdarah Jerman itu meninggal dalam kecelakaan pesawat. Pada siapa lagi Tuan Adolf mewariskan semua bisnis yang telah dirintisnya selain pada Albert, putra tunggalnya? Keluarga besar pun menyerahkan semua bisnis keluarga untuk dikelola Albert.
Sejak itulah jalan hidup Albert berubah. Dari psikolog menjadi pebisnis. Namun ia tetap mempertahankan side job-nya sebagai MC dan penyiar radio. Dua pekerjaan sampingan itu tak bisa ia tinggalkan. Keluarga besar pun mengerti passion Albert.
Sambil menjalankan bisnis keluarga, Albert masih bisa menerima tawaran job MC serta menjadi host program Sharing About Love and Life. Akan tetapi, tawaran yang diterimanya siang ini berbeda.
“Albert, kamu mau jadi wedding singer nggak?” tawar Alysa, sahabatnya yang memiliki sebuah wedding organizer.
Albert refleks mengerutkan dahinya. “Wedding singer? Aku belum pernah melakukannya.”
“Ayolah Albert, please...aku yakin kamu pasti bisa. Suaramu bagus. Kamu juga pandai main piano. Mau ya?”
“Kapan pernikahannya?”
“Sabtu ini.”
Entah apa yang merasuki kepala Alysa saat menawarinya pekerjaan wedding singer. Tak biasanya ia mendapat pekerjaan semacam itu. Diberi hati yang lembut dan baik membuat Albert tak kuasa menolak.