“Aku sudah liat foto-fotonya. Sebaiknya kamu jangan dekati dia lagi,” ujar Della singkat.
“Tapi kenapa?”
“Orang seperti itu tidak bisa membahagiakanmu. Coba cari pasangan seperti Andy itu. Dia bisa membahagiakanku, baik moril maupun materil.”
“Apa itu tidak materialistis namanya?”
Della tersenyum. Menghadap ke cermin, lalu mengikat rambutnya.
“Itu kan hak kita sebagai perempuan. Laki-laki yang memberi pada perempuan, bukan perempuan yang memberi pada laki-laki.”
Gadis bermata biru itu mengerutkan dahinya. Tak setuju dengan prinsip macam itu. Bukankah tangan di atas jauh lebih baik dari pada tangan di bawah? Memberi jauh lebih baik dari pada menerima? Apakah perempuan tidak boleh memberi sesuatu pada laki-laki yang dicintainya? Apakah harus selalu laki-laki yang memberi pada perempuan? Bagaimana jika kondisi si lelaki tidak memungkinkan untuk memberi lebih?
**
Walau sehari
Ku tak berhenti
Untuk mencari bunga hati