Lagi-lagi Albert memperlihatkan kejujuran dan sikap innocent-nya. Gadis cantik mana pun akan dibuat terkesan dan tersentuh. Pesona Albert justru terletak pada kesederhanaan dan ketulusannya.
Satu lagi poin menarik yang ditangkap gadis itu. Albert penyayang anak-anak. Ia berbakat menjadi ayah yang baik. Ia tahu cara menyenangkan hati dan membahagiakan anak-anak.
Di balik senyum dan wajah innocent-nya, sebenarnya pria itu sakit. Ada sesuatu di tubuh dan pikirannya yang belum tersembuhkan dengan total. Namun gadis itu percaya, kelak penyakit yang ia maksud akan sembuh. Andai saja pria itu tidak keras kepala dan menerima bantuan terapinya lagi, proses penyembuhannya akan lebih cepat.
“Albert, sekali lagi aku ingin berterima kasih padamu.” Ucap gadis itu lembut.
“Terima kasih telah menjadi bagian hidupku...Ma Rousse Prince.”
Gadis itu tertegun. Begitu pula Albert. Sudah lama ia tak menggunakan panggilan khusus itu.
“Kalau kamu butuh aku, katakan saja. Kapan pun, aku selalu ada buat kamu.”
Sungguh ia tak ragu. Jika Albert yang meminta, waktunya akan ia berikan untuk pria itu. Ia ingin selalu ada, kapan pun pria itu membutuhkannya. Ia ingin menguatkan pria itu di saat sakit seperti dulu. Saat dua penyakit yang menggerogoti tubuh dan jiwanya mengganggu, gadis itu ingin selalu ada untuknya.
Bisakah gadis itu selalu ada untuk pria yang dicintainya? Bisakah semuanya kembali seperti dulu?
**
Meski takkan mudah