Kalisa menatap Albert. Tersenyum penuh arti. Dalam hati mengakui betapa hebatnya pria itu. Menjadi ayah tunggal tidaklah mudah. Membesarkan anak perempuan pun sulit. Namun Albert bisa melakukannya sendiri.
“Kamu yakin tetap jadi ayah tunggal, Albert? Apa kamu bahagia?” bisik Kalisa.
“Aku bahagia hidup dengan putri tunggalku, Kalisa.”
“Tapi kamu sakit, Albert.”
“Aku kuat. Demi Chelsea, aku akan bertahan. Kamu ingat apa kata dokter setahun lalu? Kanker itu telah menyebar ke beberapa organ tubuh, tapi apa kenyataannya? Aku masih di sini sampai sekarang. Masih bisa merawat dan membesarkan Chelsea dengan tanganku sendiri.”
Mata Kalisa berkaca-kaca. Ia ingat semua itu. Kala segalanya seolah tak ada harapan lagi, kasih sayang Allah menyertai mereka. Allah sangat menyayangi Albert dan Chelsea. Albert tetap bertahan hidup, semuanya demi Chelsea.
**
Kamu biasa denganku
Kamu biasa ada aku
Namun hidup ini jangan berhenti
Hanya bila aku pergi