Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ayah, Dirimu Takkan Terganti

12 Februari 2017   07:43 Diperbarui: 12 Februari 2017   12:28 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

“Kalo mau, Bundanya Keanu jadi Bundanya Chelsea juga.” Tawar Keanu berbaik hati.

Chelsea terdiam. Keanu baik sekali. Mau berbagi kasih sayang Bundanya dengan anak lain. Ia tidak posesif, tidak pula ingin memiliki kasih sayang itu sendiri.

**    

“Bagiku kaulah cinta sejati...bila yang tertulis untukku adalah yang terbaik untukmu, kan kujadikan kau kenangan yang terindah dalam hidupku...namun, takkan mudah bagiku meninggalkan jejak hidupku...yang telah terukir abadi, sebagai kenangan yang terindah.”

Pria tampan bermata teduh itu bersenandung kecil mengikuti alunan lagu yang terputar dari audioplayer mobilnya. Menikmati perjalanan pulang lantaran ruas-ruas jalan di Kota Kembang tidak terlalu padat. Ia tak sabar ingin cepat sampai rumah. Selain rindu pada Chelsea, ia pun telah berjanji pada anak itu untuk pergi bersama ke pertemuan keluarga besar.

Tiba di Jalan Ir. H. Djuanda, Dago,  ia teringat sesuatu. Tadi pagi Chelsea minta dibelikan tiramisu. Segera saja ia membelokkan mobilnya ke The Harvest. Membeli kue kesukaan putrinya.

Soal memanjakan anak, pria tampan berjas dan berdasi hitam itu tak pernah keberatan. Ia selalu ingin membuat Chelsea bahagia. Membelikan boneka, makanan favorit, dan baju-baju mahal adalah beberapa caranya menyenangkan hati Chelsea. Liburan semester kemarin, pria itu mengajak Chelsea ke Singapura. Ia memastikan Chelsea tak pernah kekurangan kasih sayang dan materi.

“Albert! Long time no see!”

Seorang pria muda berblazer coklat dan berkulit kuning langsat memukul kuat punggungnya. Perhatiannya pada sekotak tiramisu yang terpajang cantik di atas rak teralihkan.

“Septian kan?” ujarnya ragu-ragu.

“Iya! Payah kamu, Bro! Punya anak satu, tapi udah gampang lupa!” seru lelaki bernama Septian itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun