Kau akan mengerti
Bagaimana aku melihatmu
Mengagumimu menyayangimu
Dari sudut pandangku
Dari sudut pandangku (Tulus-Tukar Jiwa).
Sang mantan biarawan Fransiskan mengungkapkan rasa di hatinya lewat lagu. Piano di depannya berdenting lembut. Dimainkan sepenuh hati. Sama seperti lirik lagu yang ia nyanyikan.
Maurin menggigit bibirnya kuat. Ingin rasanya ia yang menyanyikan lagu itu di depan Albert. Tepatnya, ia ingin sesekali Albert bertukar posisi dengannya. Albert menjadi dirinya, agar Albert tahu bagaimana rasanya menjadi dirinya.
Akan tetapi, pria di dekatnya kini bukanlah Albert. Melainkan seseorang yang beberapa bagian dalam dirinya mengingatkannya pada Albert.
“Something wrong with my eyes, Mas Roman. Mataku sakit...” Tanpa sadar, ia mengeluhkan sakitnya. Nyaris tak pernah ia menunjukkan rasa sakit pada orang lain. Bahkan pada Mami-Papi dan keluarga besarnya sekalipun. Hanya pada Albert dan pria di dekatnya inilah ia menyampaikan rasa sakit.
“Iya, Maurin. Saya mengerti apa yang kamu rasakan.”
“Aku tak ingin mengingat peristiwa itu lagi. Wanita itu bahkan menanyakan kehidupan pribadiku. Membuatku tak nyaman. Untungnya hari ini aku tidak ada janji dengan klien konseling dan hypnotherapy. Aku tidak ingin apa yang terjadi padaku, terjadi pada orang lain. Cukup aku yang mengalaminya.”