Pertentangan Kebijakan BoE dan Pemerintah
Bank of England (BoE) mengeluarkan kebijakan moneter berupa menaikan suku bunga 50 basis poin (bps) ke 2.25% menjadi yang tertinggi sejak krisis 2008. Kenaikan suku bunga ini dilakukan untuk menekan laju inflasi. Di sisi lain, Perdana Menteri Lis Truss, melalui kebijakan fiskalnya berencana memangkas pajak sebanyak 45 miliar poundsterling tanpa mengurangi belanja negara. Artinya, di saat BoE berusaha untuk menekan permintaan, pemerintah justru ingin menaikan permintaan karena saat pajak dipangkas, akan ada relaksasi di sektor keuangan yang mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam perekonomian. Menurut IMF, pemerintah Inggris seharusnya menggunakan anggarannya untuk alternatif lain karena pada dasarnya, tidak benar jika kebijakan moneter dan fiskal bertentangan.
Jatuhnya Poundsterling
Pada 26 September, poundsterling anjlok sebanyak 4,37% berimbas pada nilai tukarnya terhadap dollar menjadi US$ 1.003/GBP. Angka ini menjadi posisi terlemah poundsterling setelah sebelumnya collapse pada angka US$ 1,0520/GBP di tahun 1985.Â
Brexit memiliki implikasi yang cukup besar bagi perekonomian Inggris. Selain itu, situasi dunia internasional yang sedang tidak stabil akibat konflik geopolitik membuat Inggris juga terkena dampaknya. Penting bagi Pemerintah Inggris untuk lebih hati-hati dalam memberlakukan kebijakan dan bersinergi dengan baik untuk mengatasi krisis ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI