Mohon tunggu...
Teacher Adjat
Teacher Adjat Mohon Tunggu... Guru - Menyukai hal-hal yang baru

Iam a teacher, designer and researcher

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Turnover Guru Tinggi, Wajarkah?

3 Oktober 2023   21:56 Diperbarui: 5 Oktober 2023   14:44 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto. dok. pcess609 (Unsplash.com)

Apa dampaknya bagi siswa?

Tingginya tingkat turnover guru di suatu sekolah dipercaya memberikan dampak yang signifikan bagi siswa, apalagi jika hal tersebut terjadi pada sekolah dasar. Mengapa demikian? Karna pada umumnya sekolah dasar mengambil waktu kehidupan yang cukup lama dibanding jenjang pendidikan lainnya. Di Indonesia sendiri jenjang pendidikan dasar berlangsung selama 6 tahun, itu artinya selama 2.190 hari seorang anak (jika ia tidak pindah sekolah) akan terus terhubung dengan sekolah, guru dan rekan yang sama. Tentunya melalui waktu yang cukup lama tersebut hubungan emosional antara guru dan murid cenderung erat, apalagi jika guru yang bersangkutan memiliki kemampuan pedagogi yang handal.

Apa yang menyebabkan tingginya turnover pada guru?

Pada dasarnya, pergantian pegawai dalam sebuah perusahaan atau lembaga merupakan hal yang lumrah. Mengingat seseorang itu datang dan pergi sesuai dengan kondisi situasi yang mempengaruhinya. Akan tetapi hal itu akan menjadi catatan tersendiri jika terjadi pada lembaga pendidikan. Catatan yang akan menjadikan para customer (orangtua/wali murid) bertanya mengenai kualitas sekolah tersebut.

Berkaitan dengan penyebab terjadinya tingkat turnover yang tinggi, masih menurut survey yang yang dikeluarkan oleh NCES menyebutkan beberapa jawaban yang menjadi alasan seorang guru meninggalkan pekerjaannya atau berpindah ke sekolah lain yaitu;

1. Tekanan pekerjaan dan tanggung jawab yang besar sebagai guru. Sebanyak 25% responden menjawab alasan mereka berhenti mengajar karena tekanan pekerjaan serta ekspektasi tinggi yang dibebankan kepada mereka, khususnya yang berkaitan dengan kinerja, totalitas serta nilai akademik siswa. Penulis yang juga pengajar merasakan secara langsung ekspektasi orangtua yang sangat tinggi terhadap pencapaian anaknya, bahkan kadang tak segan mengesampingkan norma dan etika dalam berinteraksi dengan guru.

2. Kurangnya dukungan administratif. Sebanyak 21% responden beralasan mereka berhenti mengajar karna kurangnya dukungan administratif dari para pemangku kebijakan sehingga membuat tanggung jawabnya sebagai guru lebih rumit. Kurangnya dukungan administratif disini dapat juga berupa dipersulitnya guru tersebut dalam mengurus NUPTK atau sertifikasi.

3. Ketidakpuasan akan karir mengajar. Sebanyak 21% responden beralasan mereka berhenti mengajar karna tidak adanya jenjang karir yang jelas bagi mereka dalam mengajar. Ketidakpuasan termasuk juga berkaitan dengan tugas mengajar mereka, kurangnya kesempatan untuk ikut memberi masukan, dan kurangnya kesempatan untuk mengembangkan kompetensi mereka.

4. Ketidakpuasan dengan kondisi kerja, termasuk diantaranya karena ukuran kelas yang besar (10% responden) selain itu juga karena alasan kurangnya sumber daya dan fasilitas lain (9% responden).

Berbagai alasan lain yang disebutkan responden dalam survei di luar ketidakpuasan yang disebutkan di atas, antara lain alasan pribadi dan keuangan sebanyak 43% responden, bersama dengan keinginan untuk mengambil jenis pekerjaan lain atau untuk pensiun (31% dalam setiap kasus).

Setelah membaca hasil survei tersebut dengan mempertimbangkan faktor siswa, guru dan sekolah. Maka disimpulkan bahwa persiapan guru, dukungan administrasi, dan gaji merupakan faktor penting yang menjadi alasan tingginya turnover pada guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun