Rupanya Uwa Istri sedang ke Bandung berbelanja. Dan demi alasan keamanan mungkin,beliau duduk di luar dengan kondisi rumah dikunci. Dia telah duduk dari pukul 11 sementara ini pukul 14,waw lumayan 3 jam.
Ya sementara Uwa Lelaki sudah mengalami keterbatasan gerak,uwa Istri masih kuat untuk bberaktifitas kesana kemari. Bukannya tak diberi nafkah oleh anak,namun memang Uwa terbiasa dagang sedari dulu. Selagi kuat maka beliau tetap betaktifitas .
Rumah Uwa ini cukup besar. Ruang tengahnya begutu luas dengan berbagai foto terpasang di dinding. Dari foto anak-anaknya kecil,Sekolah,hingga foto wisuda. Ada pula foto-foto cucu cicitnya.
Saya menatap sosok yang meskipun  renta namun terlihat tegap. Ketika di tanya usia,dia memperkirakan usianya 83 tahun. Menurut ceritanya pada saat Jepang menjajah, dia sudah duduk di kelas 2 SD,tapi tak tahu juga ya,apa kelas 2 SD jaman dahulu sama usianya dengan kelas 2 SD jaman sekarang.
Sekitar jam 3 datanglah Uwa istri. Beliau tampak senang bertemu saya. Dimintanya saya untuk makan nanti setelah dia memasak nasi. Artinya saya harus menunggu satu atau dua jam ke depan, karena alasan meninggalkan anak sayapun memilih pamit,khawatir juga macet akan membuat saya lama sampai ke rumah. Maklum Lembangkan kini terkenal dengan macetnya semenjak banyak dibuat tempat wisata.
Setelah memberhentikan angkot,tak lupa dia berpesan pada pak supir agar saya diturunkan di stasiun Bandung. Sayapun menurut saja meskioun ingin tertawa. Saya hargai niat baiknya. Setelah jauh dari Uwa mengantar,saya turun dan kembali memesan ojol wk wk wk.
Bagaimana dengan si cinta yang berencana menemani saya di hari ulang tahun?ya dia berhasil kabur dan menitipkan anak-anak tepat ketika saya otw menuju Bandung. Akan lama jika dipaksakan ke Bandung kamipun akhirnya berjanjian makan di daerah Jatinangor yang sudah dekat dengan rumah.
Meskipun dia harus menunggu lama untuk saya tiba pada akhirnya.