"tentang apa? tentang yang kita bicarakan tadi malam, yang kita obrolkan sampai hampir subuh itu"?! nada ku sedikit meninggi
"oh itu..?" hanya itu ucapan mu, namun ku lihat perubahan dalam raut wajahmu.
Aku tahu kamu pun pasti tak tahu harus berbuat apa, tak tahu jalan mana yang akan di ambil.
Kau elus lembut rambut ku & kau genggam jemariku seraya berkata,
 "butet, seperti yang kita bicarakan tadi malam. Aku sayaaaang banget sama kamu, tapi orang tua ku tak mengizinkan aku untuk mengalah dalam keputusan penting ini, karena bagaimana pun juga kalau kita menikah, aku akan menjadi kepala keluarga."
"Orang tua ku tak mempermasalahkan perbedaan umur kita yang terpaut jauh, tapi keyakinan ..? itu tidak mungkin butet."
"bagaimana dengan orang tua mu,"? tanyamu
"mereka pun tidak mempermasalahkan tentang kita, mereka sudah suka dengan kamu. Tapi mereka pun berharap, aku tetap dengan keyakinanku, demi mereka."Â
ku menunduk, berusaha mengatur nafas ku yang seperti tercekat setiap membicarakan hal ini.
Ach, Tuhan.. Mengapa KAU pertemukan kami & mengijinkan kami saling jatuh cinta, tapi pada akhirnya kami disadarkan ada perbedaan yang sangaaat dalam antara kami. ada jurang yang tak mungkin kami bangun jembatan untuk menyeberanginya.
Ada benteng yang tak akan mungkin kami runtuhkan, karena kekuatannya.