Mohon tunggu...
Lakon Hidup
Lakon Hidup Mohon Tunggu... -

Menulis itu bagiku serupa sarapan pagi, dan identik dengan helaan nafas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengakuan Seorang Perempuan Penyandang ODHA

12 November 2017   21:02 Diperbarui: 12 November 2017   21:29 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya beberapa jam saja berada di ruang perawatan, oleh dokter suamiku dinyatakan sudah meninggal dunia. Sesaat dunia ini terasa gelap. Aku tak tahu harus bagaimana menjalani kehidupan ini selanjutnya. Apalagi aku sedang mengandung janin bayi. Bagaimana nasibnya bila sudah lahir nanti?

Semakin gelap duniaku ketika dokter memvonis aku dan bayiku sebagai penderita HIV. Hari-hariku ke depan tak terbayangkan akan menemukan seberkas cahaya lagi. Aku hanya tinggal menunggu tibanya ajal saja. 

Sementara para tetangga sekitar sepertinya berusaha untuk tidak bergaul lagi denganku. Mereka melihat aku dan anakku sebagai sesuatu yang wajib hukumnya untuk dijauhi. Bisa jadi ada ketakutan tertular oleh wabah -- kalau boleh kusebut begitu - laknat ini.

Tapi untunglah dokter, dan para relawan selalu menghiburku. Bahkan meskipun awalnya aku merasa tak sanggup, dan sungkan, sekarang ini aku sudah mau berinteraksi dengan sesam ODHA di kota. Paling tidak kami bisa berbagi untuk sekedar menghibur hati.

Mendengar kisahnya yang diceritakan Nur, penyandang ODHA itu sendiri, di sebuah sore yang mendung, membuat saya, penulis, hanya termenung. Tanpa sanggup berkata-kata lagi.

Sungguh. Di kampung itu, bisa jadi Nur (26) dan anaknya saja yang sekarang sudah menginjak usia hampir 2 tahun merupakan penyandang orang dengan HIV dan AIDS.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun