"Saya masih belum bisa menanggalkan identitas asli saya bu, kalau saya tuh sebenernya orang Indonesia." jawabnya
"Wee kalau gitu bapak masih bangga dong terlahir jadi orang Indonesia hehe?" ucap saya. Supir taksi gak sempet jawab, karena keburu kami turun. Saya jadi mikir nih, hanya karena si bapak pingin hidup sejahtera ia rela menanggalkan WNI nya. Bagaimana dengan koruptor? yang emang dipikiranya pingin keluarganya sejahtera sampai 7 turunan, 7 pengkolan dan 7 tanjakan harta gak habis-habis. Pantaslah kalau gitu banyak orang rela cari harta dengan jalan apapun, bahkan dengan jalan korupsipun mau dilakukanya. Asalkan bisa hidup enak dan sejahtera, sampai gak mikir tuh uang siapa?
Hari ketiga di Malaysia, saya sudah kangen pingin makan makanan Indonesia. Karena sejak sampai di Malaysia selalu makan makana India Arab kalaupun ada menu makan cina yang emang banyak tersebar di dekat hotel. Kami coba putar-putar disekitar hotel ternyata gak ketemu. Nah pas jam 1 siang saya lihat banyak orang-orang yang pada cari makan.
Saya sempat tanya ke salah satu dari segerombolan orang yang sibuk cari warung makan. Mereka geleng-geleng pala gak tau dimana kami bisa nemu makanan Indonesia. Namun kami coba singgah disalah satu kedai buat minum disitulah saya tanya pada pemiliknya kok orang-orang kerja pada makan jam segini.
Ibu-ibu itu bisik-bisik membicarakan saya tuh TKW gaya-gayaan aja sok sok an bawa kamera lagi. Saya dan suami denger tapi kami tak peduli malah asik menikmati ayam goreng, sambal dan juga oseng cambah. EGP mau menilai apa tetang saya yang penting makan kenyang dan bayar. Ternyata gak dimana-gak dimana tuh ibu-ibu kenapa pada suka gosip ya.
Hari ke 4 kami coba lihat keadaan di dekat Hotel tempat kami menginap. Kami menemukan banyak hal yang lumayan menarik yang sayang jika dilewatkan. Di Malaysia dengan mudah kami masih bisa menemukan kotak pos dan juga telpon umum. Padahal di tanah air kotak pos cuma ada di kantor pos, dijalan-jalan umum mungkin sudah gak ada. Apalagi telpon umum, ternyata di Malaysia saya masih menemukannya dan sepertinya masih berfungsi dengan baik. Di Malaysia kami juga suka nemu tempat orang berdoa biasanya kalau pagi dan sore ada yang bakar dupa ditempat tersebut. ^_^ kami gak tau namanya apa, tapi biasanya letaknya dipinggir-pinggir jalan.
Nah ceritanya tuh waktu masuk kesebuah jalanan yang kecil saya melihat disalah satu sudut ada sebuah mesin kotak. Saya perhatikan kotak apaan tuh? Setelah ada orang yang membawa galon kecil dan memasukkan sejumlah uang koin kedalam mesin tersebut barulah saya tahu kalau tuh kotak adalah tempat orang beli air minum.