Mohon tunggu...
Lailia Amalia
Lailia Amalia Mohon Tunggu... Lainnya - apa ya, masih kuliah

saya tulus, tapi ga bisa nyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Aliran Mu'tazilah dan Pemikiran-nya

5 Oktober 2024   12:13 Diperbarui: 5 Oktober 2024   13:27 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hai Readers!,

Pada zaman ini, jika kalian mendengar kata "mu'tazilah" apa sih yang ada di pikiran kaliann?, dan siapa sih pelopor adanya mu'tazilah ini? 

Nah!, pada artikel ini, kita akan sedikit flashback pada masa dahulu, dimana mu'tazilah ini muncul dan berkembang. 

Sebelum kita menelusuri mu'tazilah ini, tau kah kalian arti mu'tazilah?, mu'tazilah berasa dari kata i'tazalah yang berarti "menjauhkan diri/memisahkan diri".

Siapa sih pelopor mu'tazilah ini teman teman? 

Ialah Wasil bin Atha' (lahir pada tahun 700M) Seorang filsuf dan Teolog muslim yang terkenal pada zaman Dinasti Bani Umayyah

Ialah Wasil bin Atha' (lahir pada tahun 700M) Seorang filsuf dan Teolog muslim yang terkenal pada zaman Dinasti Bani Umayyah.
Pada mulanya ia belajar pada Abu Hasyim 'Abdullah bin Muhammad al-Hanafiyah. Selanjutnya, ia banyak menimba ilmu pengetahuan di Mekkah dan mengenal ajaran Syi'ah di Madinah. Ia kemudian melanjutkan perjalanan ke Bashrah dan berguru pada Hasan al-Bashri.
Washil bin Atha' meninggal  (Pada tahun 748M) di Jazirah Arab.

Nahh sekarang kita akan mengutik sedikit sejarah Mu'tazilah ini... 

Latar belakang munculnya Aliran Mu'tazilah adalah sebagai respon persoalan teologis yang berkembang di kalangan Khawarij dan Mur'jiah akibat adanya peristiwa tah- kim (. Golongan ini muncul karena mereka berbeda pendapat dengan golongan Khawarij dan Murjiah tentang pemberian status kafir kepada yang berbuat dosa besar.

Washil bin Atha' melopori adanya pemikiran/aliran mu'tazilah dikarenakan adanya perbedaan pendapat dengan gurunya (Hasan Al-Bashri). 

Hasan Al-Bashri berpendapat "Seorang muslim ketika melakukan dosa besar tetap lah seorang mu'min", tetapi Wasil bin Atha' berpendapat "Seorang muslim melakukan dosa besar, bukan lagi seorang mu'min, bukan juga seorang kafir".

Karena adanya perbedaan pendapat, akhirnya Washil bin Atha' memisahkan diri dan membuat aliran yaitu "Aliran mu'tazilah / orang-orang yang memisahkan diri".

Pemikiran aliran ini ialah "Manusia dibebaskan berkehendak, dan bertanggung jawab atas kehendaknya sendiri." 

Mu'tazilah ini adalah salah satu aliran yang mengedepan-kan akal dan menggunakan pemikiran rasional untuk menjelaskan masalah ketuhanan, dan Tuhan mempunyai kewajiban bersikap adil, berkewajiban menepati janji, dan berkewajiban memberi rezeki. 

Pengikut aliran ini disebut "kaum rasionalisme islam", mengapa demikian? karena kaum ini lebih mengedepan-kan akal dalam memahami al-Qur'an dan Hadist. 

Mu'tazilah memiliki beberapa pokok pikiran, yaitu:

A.Kebebasan Manusia

Mu'tazilah berpendapat, bahwa Tuhan memberikan kebebasan bertindak dan menentukan tindakan nya. 

B. Akal dan Pengetahuan

Mu'tazilah beranggapan bahwa dengan Akal sudah cukup untuk mengetahui tentang Tuhan, sehingga tidak ada alasan bagi orang berakal tidak percaya kepada tuhan. 

C.Tanggung jawab

Mu'tazilah beranggapan, setiap manusia harus bertanggung jawab atas tindakan nya sendiri. 

D. pertolongan Wahyu

Mu'tazilah beranggapan bahwa akal memerlukan pertolongan wahyu, untuk mengetahui baik buruknya tindakan. 

E. sifat allah

Mu'tazilah beranggapan bahwa sifat sifat allah tidak lain dari d'zat nya sendiri. 

Mu'tazilah juga memiliki 5 ajaran pokok, atau bisa di sebut al-Ushul al-Khamsah, antara lain:

A. tauhid (Ke Esa an) 

Ini merupakan inti dari madzab mereka dalam membangun keyakinan tentang mustahilnya melihat tuhan di akhirat nanti, dan sifat-sifat allah itu adalah subtansi zat nya sendiri dan al-Qur'an sebagai makhluq

B. Al-adl

Dalam mu'tazilah Tuhan dikatakan tidak adil jika menghukun pembuat dosa besar sedangkan dosa tersebut ketetapan Tuhan, dan Tuhan di anggap adil jika menghukum pembuat dosa atas tindakan nya sendiri. 

C. Janji dan Ancaman

Mu'tazilah menyatakan wajib bagi allah memenuhi janjinya (al wa'd) untuk memasukkan pelaku kebaikan kedalam surga, dan melaksanakan ancaman (al wa'id) memasukkan pelaku perbuatan dosa kedalam neraka

D. manzilah baina manzilatain

Menurut Mu'tazilah maksud- nya adalah suatu tempat antara surga dan neraka sebagai konsekuensi dari pemahaman yang mengatakan bahwa pelaku dosa besar adalah Fasiq (tidak dikatakan beriman dan tidak pula dikatakan kafir),dia tidak berhak dihukumkan Mu'min dan tidak pula dihukumkan Kafir, begitu pula dihukum munafiq, karena sesungguhnya munafiq berhak dihukumkan kafir seandainya telah diketahui kenifaqkannya.

E. Amar Ma'ruf Nahi Mungkar. 

Perintah berbuat baik dan larangan untuk berbuat jahat adalah wajib ditegakkan. Dalam pandangan Mu'tazilah: Dalam keadaan normal pelaksanaan al-amru bil ma'rf wan nahyu 'anil munkar itu cukup dengan seruan saja, tetapi dalam keadaan tertentu perlu kekerasan.

Ajaran mu'tazilah berada di kota Basrah, Irak, pada abad 2 Hijriyah aliran Teologi ini muncul, pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan dan Khalifah Hisyam bin Abdul Malik.

Ajaran ini berdiri sejak pada tahun (105H-110H). 

Aliran Mu'tazilah mengalami kemunduran sejak Abu Hasan Al-Asy'ari mengembangkan aliran yang moderat, ya itu aliran Asy'ariyah yang menggabungkan antara akal dengan nash al-qur'an Hadist. 

Pada zaman ini aliran/pemikiran mu'tazilah tidak lagi dikembangkan karena membuat manusia bersikap liberalisme, apa itu liberalisme? liberalisme ialah sifat memprioritaskan kebebasan sebebas-bebasnya dalam segala aspek, dan itu akan berbahaya untuk islam dimasa depan. 

Jadi readers, dari artikel ini kita bisa sedikit flashback mengenal "Mu'tazilah".

 FYI ternyata sikap liberal sudah terjadi pada masa ke-Khalifahan yahh, dan untuk di negara kita ini sikap liberal sangat bertentangan dengan azas Demokrasi, karena sikap liberal bersikap individual/ terlalu bebas. 

Terimakasih, dan sampai jumpa kembali pada artikel selanjutnyaaa.... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun