Mohon tunggu...
Laila Tziporah
Laila Tziporah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Analisis Unsur Intrinsik Cerpen

26 Februari 2017   15:53 Diperbarui: 27 Februari 2017   02:00 2932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

     d.Latar Sosial : Penuh dengan masalah keluarga dan tekanan-tekanan darilingkungan keluarga.

4. Sudut pandang

     Sudutpandang dalam cerpen tersebut, ialah sudut pandang orang ketiga serba tahu.Tidak ada tokoh aku ataupun keterlibatan peran penulis dalam isi cerpentersebut, baik sebagai pelaku utama, pelaku sampingan, ataupun pengamat. Didalam cerpen tersebut, kita dapat melihat dengan jelas bahwa penulis mengetahuisemua perasaan, tindakan, perkataan, dan pikiran semua tokoh.

5. Amanat

    Orangtua sebaiknya tidak hanya memenuhi kebutuhan materialistis anaknya,tetapi juga harus menunjukkan contoh sikap dan perilaku yang positif terhadapanaknya. Orang tua juga seharusnya tidak melakukan hal-hal yang dapat membebanipikiran anak agar anak dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan kondisimental (psikologis) yang baik. Di samping itu, anak juga seharusnya menerimaapapun keadaan orang tuanya. Walaupun orang tua memiliki sifat dan perilakuyang buruk, anak harus tetap menghormati mereka (-nya) karena bagaimanapunjuga, orang tua telah melahirkan dan membesarkan kita.

6. Gaya Bahasa

  Bahasanya sangatsederhana dan mudah dipahami. Selain itu, cerpen “Pelajaran mengarang”jugamencantumkan beberapa kata yang kasar dan berkonotasi negatif (“Diam, AnakSetan!” atau “Bukan urusanmu, Anak Jadah” . . . .). Sebagai tambahan, tata carapenulisan dalam cerpen tersebut juga masih banyak yang tidak sesuai dengan EYD (Tapi Sandra . . . . . . . yang masuk kedalam benaknya . . . .). 

 

7. Penokohan

     1.Sandra

      a. Penyayang dan sosok yang peduli (Ia pernah terbangun malam-malam danmelihat wanita itu menangis sendirian. “Mama, mama, kenapa menangis, Mama?”)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun