d.Latar Sosial : Penuh dengan masalah keluarga dan tekanan-tekanan darilingkungan keluarga.
4. Sudut pandang
Sudutpandang dalam cerpen tersebut, ialah sudut pandang orang ketiga serba tahu.Tidak ada tokoh aku ataupun keterlibatan peran penulis dalam isi cerpentersebut, baik sebagai pelaku utama, pelaku sampingan, ataupun pengamat. Didalam cerpen tersebut, kita dapat melihat dengan jelas bahwa penulis mengetahuisemua perasaan, tindakan, perkataan, dan pikiran semua tokoh.
5. Amanat
Orangtua sebaiknya tidak hanya memenuhi kebutuhan materialistis anaknya,tetapi juga harus menunjukkan contoh sikap dan perilaku yang positif terhadapanaknya. Orang tua juga seharusnya tidak melakukan hal-hal yang dapat membebanipikiran anak agar anak dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan kondisimental (psikologis) yang baik. Di samping itu, anak juga seharusnya menerimaapapun keadaan orang tuanya. Walaupun orang tua memiliki sifat dan perilakuyang buruk, anak harus tetap menghormati mereka (-nya) karena bagaimanapunjuga, orang tua telah melahirkan dan membesarkan kita.
6. Gaya Bahasa
Bahasanya sangatsederhana dan mudah dipahami. Selain itu, cerpen “Pelajaran mengarang”jugamencantumkan beberapa kata yang kasar dan berkonotasi negatif (“Diam, AnakSetan!” atau “Bukan urusanmu, Anak Jadah” . . . .). Sebagai tambahan, tata carapenulisan dalam cerpen tersebut juga masih banyak yang tidak sesuai dengan EYD (Tapi Sandra . . . . . . . yang masuk kedalam benaknya . . . .).
7. Penokohan
1.Sandra
a. Penyayang dan sosok yang peduli (Ia pernah terbangun malam-malam danmelihat wanita itu menangis sendirian. “Mama, mama, kenapa menangis, Mama?”)