Mohon tunggu...
Laila AnjasariHarahap
Laila AnjasariHarahap Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Laila Anjasari Hrp

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Cerpen Purnama di Atas Pura Karya Wayan Sunarta dengan Pendekatan Pragmatik

9 Juni 2021   18:39 Diperbarui: 9 Juni 2021   18:50 4417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Besok siang aku mesti kembali ke Jakarta, mengabarkan berita ini pada kawan-kawan aktivis dan menyusun rencana penggalian kuburan massal itu. Suara gamelan mengalun sayup-sayup dari dalam pura. Kutatap langit malam, purnama masih bersinggasana di atas pura. Tapi, bidadari kecil yang suka bermain ayunan itu telah tidak ada. Dari kejauhan aku menatap pelaba pura yang kini diramaikan pedagang kakilima. "Ayah, tunggu aku di situ. Aku akan segera menjemputmu!"***

Pembahasan "Purnama Diatas Pura"

Cerpen yang berjudul "Purnama Di Atas Pura" memiliki tema rasa rindu, karena dalam cerita tersebut menceritakan kerinduan seorang anak terhadap ayahnya yang telah lama pergi. Anak itu selalu bertanya pada ibunya, "Dimanakah ayahku ibu??". Tetapi ibunya malah selalu menjawab bahwa ayahnya sedang ke bulan untuk program kerja. Itulah yang menyebabkan anak tersebut setiap malam pergi ke pelaba pura untuk menyaksikan bulan purnama yang cahayanya terlihat sangat indah dan berharap dapat bertemu ayahnya. Disetiap menyaksikan bulan purnama ia selalu bertemu dengan bidadari kecil yang menemaninya. Cerpen ini mempunyai latar tempat yaitu di palaba pura (Tanah milik pura yang biasanya berlokasi tidak jauh dari area pura) dan dirumah anak itu sendiri. Sedangkan latar waktu menceritakan pada malam hari (saat menyaksikan bulan purnama). Tak hanya mempunyai latar tempat dan latar waktu, namun cerita ini  juga mempunyai latar suasana yaitu sedih, kaget dan marah. Serta cerita diatas mempunyai sudut pandang pertama, karena dibuktikan dengan menggunakan kata "aku". Alur cerpen diatas adalah campuran, karena cerita tersebut terdapat alur maju dan alur mundur. Amanat dari cerpen diatas adalah Jika ada seseorang yang berbuat tidak baik pada kita, jangan malah kita bales dengan perbuatan tidak baik pula. Melainkan balaslah dengan kebaikan dan jangan ada dendam pada diri kita masing -- masing.

Tokoh dari cerita pendek diatas adalah ibu, ibu mempunyai watak yang baik dan sabar karena dapat dibuktikan ketika sang anak memarahi sang ibu, ibu tetap sabar dan tidak membalas membentaknya. Anak, ia adalah seorang anak kecil yang baik, polos dan tegas. Ayah tiri, ayah tiri nya memiliki watak yang baik hati. Kakak tiri, anak kandung dari ayah tirinya ini juga memiliki watak yang baik seperti ayahnya. Bidadari kecil (imajinasi dari sang anak ketika berada dipura, ketika melihat purnama), bidadari tersebut memiliki watak yang baik dan tidak sombong, dibuktikan ketika sang anak menceritakan keluh kesahnya kepada bidadari kecil dan bidadari kecil selalu memberikan saran yang baik kepada sang anak.

Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi Lokusi atau lengkapnya tindak sosial adalah tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu. Lokusi semata-mata merupakan tindak tutur atau tindak bertutur, yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan makna kalimat sesuai dengan makna kata itu dalam kamus dan makna kalimat itu menurut kaidah sintaksisnya ( Gunarwan 1994:45).

(1) "Sstt...jangan berisik! Nanti aku ketahuan ngumpet di sini!"

(2) "Tak usah cemas, mereka tidak akan tahu kamu ngumpet di situ. Ayo, ikut main ayunan bersamaku,"

Tindak Lukosioner (Tindak preposisi) yang merujuk dan memprediksi.

(3) "Naahhh! Kena kau!"

(4) "Mau apa kau ke sini?"

(5) "Ayahmu sudah mati!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun