"Besok kamu ikut pawai juga?" Kak Rian menanyakan keikutsertaanku di kegiataan pawai besok.
"Ohh enggak, kelas 12 enggak diikutsertakan, kecuali anggota OSIM inti dan bidang keagamaan sebagai panitia," jawabku. Ya benar, untuk pawai kali ini kelas 12 tidak diikutsertakaan kecuali bagi OSIM saja.
"Hmm begitu, rencana mau lihat juga nggak?"
"Memang kenapa? Kenapa nanya begitu?" Aku bingung mengapa Kak Rian menanyakan ku seperti itu.
"Ya.. jawab aja dulu."
"Iya rencana mau lihat sama Risa, mau ketemu yaa? Haha."
"Ohh oke deh. Sampai ketemu besok yaa, kita ngobrol-ngobrol kalau ada waktu." Kan benar dugaanku.
***
Seperti yang kusampaikan pada Kak Rian malam tadi, aku akan pergi bersama Risa untuk melihat pawai. Sesampai di lokasi tepat sekali sekolahku sampai di garis finis dan tak lama Kak Rian mengajak makan siang di sebuah kafe, awalnya kukira dia sendiri, ternyata ia bersama Pak Hidayat yang juga salah satu mahasiswa PPL di sekolahku.
Keesokan harinya aku kembali beraktivitas ke sekolah dan aku sudah memutuskan untuk bertemu seseorang dan menyampaikan keluh kesahku serta meminta solusi akan hal tersebut. Sesampai di sekolah aku mengikuti pembelajaran sebagaimana biasanya, pelajaran hari ini cukup berat, diawali dengan matematika, sejarah, sosiologi, dan fikih. Namun, mengeluh tak bisa dijadikan sebagai alasan.
Tetttt... Tettt . . .