"Hmm.. baiklah"
"Oke. Boleh saya mengubah cara memanggilmu juga? Maaf karena saya sedikit tidak menyukai bahasa yang terlalu formal." Ia kembali membuatku terkejut dengan balasan itu.
"Ahh, iya silakan kak. Tidak masalah, senyamannya saja."
"Jangan sampai nyaman yaa. Haha. Oke aku pikir akan memanggil 'Zah' biar lebih simple, bagaimana?"
"Tentu silakan, tidak masalah."
"Baiklah, sepertinya kamu perlu istirahat dan begitupun aku. Sampai bertemu di sekolah besok pagi Zah, selamat malam." Percayalah aku salah tingkah sekarang, bagaimana mungkin ia mengucapkan selamat malam padaku.
"Iya, selamat istirahat juga dan selamat malam."
Huftt, aku menghela nafasku, jujur aku merasa ini bukanlah diriku. Mengobrol melalui chat wa bersama guru ppl yang baru saja dikenal dan sudah saling memanggil dengan cara yang berbeda ahh yang benar saja. Aku harap hal ini tidak sampai pada telinga guru dan teman lainnya bisa-bisa jadi masalah untukku dan juga Pak Rian nantinya kan nggak lucu itu.
Sejak saat itu aku dan Kak Rian ahh maksudku Pak Rian semakin dekat namun kedekatan tersebut kami harap tak sampai orang lain tahu. Selama berkomunikasi. banyak hal yang kami bahas seperti halnya malam ini. Tepat setelah magrib, Kak Rian mengirim pesan kepadaku.
"Zah," ujarnya.
"Iyaa, ada apa?"