Di samping itu, mati merupakan perkara gaib yang tidak diketahui oleh manusia, bahkan peristiwa kejadiannya berlaku pada setiap detik (lahzah), masa (waqt) dan pada setiap jiwa (nafs) menuju untuk menerima ajal.[2]
[1] Mega Herdina. Oktober 2013. "Konsep Komaruddin Hidayat Tentang Terapi Ketakutan Terhadap Kematian". Studia Insania Vol. 1 No. 2.
[2] Umar Latif. Juli - Desember 2016. "Konsep Mati Dan Hidup Dalam Islam (Pemahaman Berdasarkan Konsep Eskatologis)" Jurnal Al-Bayan Vol 22 No.34.
Kita harus memahami sebenarnya umur yang kita miliki mempunyai makna positif yang bertalian dengan tingkat produktivitas. Kita menyadari bahwa orang yang berumur panjang artinya yang berhasil meraih kemakmuran hidup.Â
Idealnya adalah kemakmuran dalam hal harta, ilmu dan amal. Jadi, sekalipun orang dikatakan memiliki umur panjang tetapi kalau hidupnya tidak produktif sama halnya dengan umur pendek atau bahkan mengalami kebangkrutan dalam umurnya karena fasilitas usia yang dimiliki tidak digunakan secara efisien dan produktif.[3]Â
Karena konsep panjang umur berkaitan dengan produktivitas maka seorang manusia tidak saja dituntut untuk melakukan kerja keras, namun juga bekerja secara efektif dan cerdas. Untuk meraih itu mutlak diperlukan badan sehat, ilmu pengetahuan dan keterampilan.[4]
[3] Komaruddin Hidayat, Psikologi Kematian: Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme, (Jakarta: Penerbit Noura Books, 2015) Â hal. 51.
[4] Ibid, hal. Â 53.
Selain itu, keberkahan umur dapat kita peroleh dengan selalu mengingat dan beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mengisi waktu dengan memfokuskan perhatian kepada akhirat, bukan hanya kesenangan dunia semata.Â
Sebab kadar waktu hidup kita amatlah singkat. Lebih singkat dari kedipan mata jika dibandingkan dengan alam akhirat yang kekal. Jadi, sudah sejauh mana persiapan kita? Sudah siapkah kita jika ajal datang secara tiba-tiba?
***