Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nasihat Kehidupan dalam Batas Waktu Dunia

9 September 2020   22:17 Diperbarui: 9 September 2020   22:12 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak dari kita yang tak sadar betapa dunia menjadikan kita laksana budak. Sadar atau tidak kita selalu mengutamakannya, mencarinya kemana-mana, hingga lupa bahwa kita hanyalah bagian kecil dari makhluk ciptaan-Nya. Kehidupan dunia memang dibuat indah. 

Namun tetap saja ia memiliki batas, ia terbatas dalam ruang dan waktu. Kehidupan yang kita jalani sekarang bukan layaknya lingkaran yang tiada ujung dan pangkal, ia selayaknya garis lurus yang pada batasnya akan menemukan titik akhir yaitu kematian.

Kehidupan dan kematian sesungguhnya adalah sebuah pola yang saling terhubung. Kehidupan bagi kita seorang muslim adalah media untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya. 

Bekal inilah yang nantinya akan kita bawa sebagai pemberat timbangan tiket masuk ke surga-Nya. Kita sendiri meyakini bahwa setiap amalan yang kita lakukan pasti memiliki kadar pahala.

Kita mengetahui secara pasti bahwa lamanya usia kita adalah hak mutlak dari Sang Pencipta. Lamanya usia kita tak dapat diperpanjang maupun diperpendek. Oleh sebab itulah orang-orang beriman saling berlomba-lomba untuk mengumpulkan bekal pulang. 

Menjadikan mereka siap kapan pun waktunya datang. Mereka menyadari bahwa dunia hanyalah tempat singgah dengan sifatnya yang fana. Lalu, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita berlari mengejar serta mengumpulkan bekal untuk dibawa nanti?

Membicarakan kematian pasti tak lepas dari bayang-bayang kengerian. Kematian merupakan hal yang masih banyak ditakuti oleh sebagian dari kita. Baik kematian yang akan datang kepada kita maupun kematian yang datang kepada orang-orang terkasih. Banyak yang memiliki pemahaman dalam dirinya bahwa kematian adalah pemutus segala kesenangan dan kenikmatan di dunia.

Khomaruddin Hidayat menyebutkan bahwa secara psikologis, sesungguhnya setiap manusia itu menolak kematian. Setiap orang sebenarnya dibayangi oleh rasa takut pada situasi yang tidak nyaman seperti sakit dan celaka. Oleh sebab itu, semua orang akan berusaha sebisa mungkin menghindari jalan kearah gerbang kematian.[1]

 Allah berfirman dalam Alquran, "Dan mereka berkata: Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja." (QS. Al-Jatsiyah: 24)

 Secara sederhana, Alquran turut mengemukakan pengertian yang hampir sama tanpa terdapat perubahan maksud. Alquran menunjukkan bahwa setiap makhluk yang bernyawa (ruh) pasti mati, bahkan alam dunia pun akan diakhiri dengan mati (kiamat). 

Oleh karena itu, kematian adalah suatu kepastian, dan tiada satu pun yang dapat melarikan diri daripadanya; dan bahkan mati yang akan mendatanginya. Di sini Alquran justru mensifatkan mati sebagai sunah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang umum bagi segala kejadian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun