Mohon tunggu...
Laeli Nuraj
Laeli Nuraj Mohon Tunggu... Lainnya - Basic Education Research Team

Suka baca, ngopi, jalan pagi, dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Solo Traveling: Melancong ke Tanah Rencong

18 Juli 2024   23:14 Diperbarui: 19 Juli 2024   19:25 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 5. Rute Pantai Sumur Tiga - Iboih. Dok. pribadi

Saya memesan di Pasha Rental. Cukup membayar uang muka Rp 50.000 saja. Sebenarnya, tidak perlu booking dulu jika datang bukan di saat hari libur atau hari besar. Banyak penyewa motor di pelabuhan, mungkin harganya bisa lebih murah jika bisa menawar.

Atas rekomendasi Pak Dharma dan penyewa motor, saya memutuskan untuk menuju ke Pantai Sumur Tiga. Kecantikan lautnya yang banyak dijumpai di sosial media sangat menggoda. Sunyi. Tidak banyak yang melintas sepanjang jalan mengerah bagian timur Pulau Weh itu. Pelan-pelan saya mengendarai motor seraya melihat ke kiri dan ke kanan barisan pepohonan. Banyak-banyak menghirup udara segar nan bersih seperti tanpa polusi. 

Di tengah perjalanan, saya menyempatkan diri singgah di SPBU, selain untuk mengisi bahan bakar, juga menumpang mandi. 

Berkali-kali saya mengintip google maps untuk memastikan jalan yang saya lalui benar. Jauh di depan, garis cakrawala terlihat begitu elok. Kawanan sapi di pinggiran jalan tidak luput dari pandangan. Beberapa beriringan menyeberang. 

Pantai Sumur Tiga

Akhirnya, tiba juga. Berkali-kali mengucap syukur dan memuji Sang Pencipta atas keindahan yang begitu menawan. Sepoi-sepoi angin laut yang meniup daun kelapa, menyebabkannya berayun syahdu berirama. Sementara, gradasi warna laut biru muda hingga semakin menua di ujung sana. Teriknya surya, birunya langit yang sedikit berawan membentuk panorama yang begitu sempurna. 

Gambar 5. Pantai Sumur Tiga - Dok. pribadi
Gambar 5. Pantai Sumur Tiga - Dok. pribadi

Seketika lelah perjalanan panjang ini seolah lenyap. Deretan penginapan dan cafe-cafe seakan mengundang untuk disinggahi. Freddies menjadi pilihan karena berada tepat di bibir pantai dan ada salah satu sumur yang banyak menyimpan sejarah. Bangunannya tersusun dari kayu-kayu yang nampak sederhana namun elegan. 

Tidak peduli dengan panasnya siang itu, saya berkeliling dan mengabadikan banyak momen manis untuk dikenang nantinya. Meskipun tidak menginap di sini, pengunjung boleh berjalan-jalan dan singgah ke restonya. Menyicip beragam kudapan yang tersedia. 

Gambar 6. Freddies - Dok. pribadi
Gambar 6. Freddies - Dok. pribadi

Cukup lama rehat di Freddies sembari memikirkan tujuan selanjutnya.  Jika sesuai rencana, saya akan bermalam di dekat sini. Tapi, saya baru teringat bahwa besok hari Jumat, yang mana segala aktivitas di laut diliburkan. Begitu aturan di sini, unik juga ya. Sudah pasti, rencana diving besok pagi tidak akan mungkin terjadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun