Salah satu faktor yang dapat memengaruhi prokrastinasi akademik adalah metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah. Metode pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered) dan kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar dapat menyebabkan siswa kurang termotivasi dan cenderung menunda-nunda tugas (Bembenutty, 2011). Sebaliknya, metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) dan mendorong kemandirian belajar dapat membantu mengurangi prokrastinasi akademik (Grunschel et al., 2013).
Salah satu metode pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mendorong kemandirian belajar adalah model self-directed learning (SDL). Model SDL merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kemandirian dan tanggung jawab siswa dalam mengelola proses belajarnya sendiri (Knowles, 1975; Garrison, 1997). Dalam model SDL, siswa diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka sendiri, merumuskan tujuan belajar, mengembangkan strategi belajar, dan mengevaluasi proses belajar mereka.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penerapan model SDL dapat meningkatkan motivasi belajar, kemandirian, dan prestasi akademik siswa (ahin & Erden, 2009; Brockett & Hiemstra, 1991). Namun, penelitian yang secara khusus mengkaji pengaruh model SDL terhadap prokrastinasi akademik siswa, terutama di tingkat SLTP, masih terbatas.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan model SDL terhadap sikap prokrastinasi akademik siswa tingkat SLTP di Pekanbaru, Riau. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi guru dan pihak sekolah dalam upaya mengurangi prokrastinasi akademik siswa melalui penerapan metode pembelajaran yang tepat.
B. Tinjauan Pustaka
- Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi akademik merupakan kecenderungan untuk menunda-nunda tugas akademik secara sengaja dan tidak rasional, meskipun individu menyadari adanya konsekuensi negatif dari penundaan tersebut (Tuckman, 1991; Steel, 2007). Beberapa karakteristik prokrastinasi akademik antara lain:
- Penundaan tugas secara sengaja dan tidak rasional
- Adanya kesadaran akan konsekuensi negatif dari penundaan tugas
- Melibatkan tugas-tugas akademik seperti mengerjakan tugas, belajar untuk ujian, atau menulis makalah
Prokrastinasi akademik dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti manajemen waktu yang buruk, motivasi belajar yang rendah, perfeksionisme, kecemasan, dan ketakutan akan kegagalan (Steel, 2007; Eckert et al., 2016).
Model Self-Directed Learning (SDL) Model SDL merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kemandirian dan tanggung jawab siswa dalam mengelola proses belajarnya sendiri (Knowles, 1975; Garrison, 1997). Dalam model SDL, siswa diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka sendiri, merumuskan tujuan belajar, mengembangkan strategi belajar, dan mengevaluasi proses belajar mereka.
Beberapa karakteristik utama model SDL antara lain:
- Siswa bertanggung jawab atas proses belajar mereka sendiri
- Siswa mengidentifikasi kebutuhan belajar dan merumuskan tujuan belajar
- Siswa memilih sumber belajar dan strategi belajar yang sesuai
- Siswa mengevaluasi proses belajar dan hasil belajar mereka sendiri
Penelitian-penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa penerapan model SDL dapat meningkatkan motivasi belajar, kemandirian, dan prestasi akademik siswa (ahin & Erden, 2009; Brockett & Hiemstra, 1991). Namun, penelitian yang secara khusus mengkaji pengaruh model SDL terhadap prokrastinasi akademik siswa, terutama di tingkat SLTP, masih terbatas.
C. Metode Penelitian
- Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi dengan desain pretest-posttest control group design. Desain ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang menerapkan model SDL dan kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.
- Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SLTP di Pekanbaru, Riau. Sampel penelitian terdiri dari 120 siswa yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Siswa tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen (60 siswa) dan kelompok kontrol (60 siswa).
- Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap prokrastinasi akademik yang dikembangkan oleh peneliti. Skala ini terdiri dari 30 item pernyataan dengan skala Likert yang mengukur tingkat prokrastinasi akademik siswa pada mata pelajaran IPS. Skala ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan dalam penelitian                      Prosedur Penelitian:
Pretest: Kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) diberikan pretest untuk mengukur sikap prokrastinasi akademik awal pada mata pelajaran IPS.