Mohon tunggu...
Labibah Azzahra
Labibah Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA/TADRIS IPS/FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN/UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

20 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Model Pembelajaran Self-Directed Learning Terhadap Sikap Prokrastinasi Akademik Siswa Sekolah Menengah Pertama Pekanbaru

25 Mei 2024   14:50 Diperbarui: 25 Mei 2024   14:57 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstract

This research aims to analyze the effect of implementing the self-directed learning model on the academic procrastination attitudes of junior high school students in Pekanbaru, Riau. Academic procrastination has become a problem often faced by students, especially teenagers. This research uses a quasi-experimental method with a pretest-posttest control group design. The research sample consisted of 120 junior high school students in Pekanbaru who were selected using a cluster random sampling technique. The instrument used was the academic procrastination attitude scale developed by researchers. Data were analyzed using t-test and ANCOVA. The results of the study showed that there was a significant difference in academic procrastination attitudes between the experimental group which applied the self-directed learning model and the control group which used conventional learning methods. In addition, it was found that the application of the self-directed learning model significantly reduced students' academic procrastination attitudes. This research has a practical impact for teachers and schools to implement a self-directed learning model in an effort to reduce student academic procrastination.

Key words: self-directed learning, academic procrastination, junior high school students

 

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan model self-directed learning terhadap sikap prokrastinasi akademik siswa tingkat SLTP di Pekanbaru, Riau. Prokrastinasi akademik telah menjadi masalah yang sering dihadapi oleh para pelajar, terutama remaja. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi dengan desain pretest-posttest control group design. Sampel penelitian terdiri dari 120 siswa SLTP di Pekanbaru yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah skala sikap prokrastinasi akademik yang dikembangkan oleh peneliti. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t dan ANCOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam sikap prokrastinasi akademik antara kelompok eksperimen yang menerapkan model self-directed learning dan kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Selain itu, ditemukan bahwa penerapan model self-directed learning secara signifikan menurunkan sikap prokrastinasi akademik siswa. Penelitian ini memberikan implikasi praktis bagi guru dan pihak sekolah untuk menerapkan model self-directed learning dalam upaya mengurangi prokrastinasi akademik siswa.

Kata kunci: self-directed learning, prokrastinasi akademik, siswa SLTP.

 

 A. Pendahuluan

Prokrastinasi akademik merupakan fenomena yang sering terjadi di lingkungan pendidikan, terutama di kalangan pelajar. Prokrastinasi akademik didefinisikan sebagai kecenderungan untuk menunda-nunda tugas akademik secara sengaja dan tidak rasional, meskipun individu menyadari adanya konsekuensi negatif dari penundaan tersebut (Tuckman, 1991; Steel, 2007). Perilaku ini dapat berdampak buruk pada prestasi akademik, kinerja, dan kesejahteraan psikologis siswa (Klassen et al., 2008; Eckert et al., 2016).

Salah satu faktor yang dapat memengaruhi prokrastinasi akademik adalah metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah. Metode pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered) dan kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar dapat menyebabkan siswa kurang termotivasi dan cenderung menunda-nunda tugas (Bembenutty, 2011). Sebaliknya, metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) dan mendorong kemandirian belajar dapat membantu mengurangi prokrastinasi akademik (Grunschel et al., 2013).

Salah satu metode pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mendorong kemandirian belajar adalah model self-directed learning (SDL). Model SDL merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kemandirian dan tanggung jawab siswa dalam mengelola proses belajarnya sendiri (Knowles, 1975; Garrison, 1997). Dalam model SDL, siswa diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka sendiri, merumuskan tujuan belajar, mengembangkan strategi belajar, dan mengevaluasi proses belajar mereka.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penerapan model SDL dapat meningkatkan motivasi belajar, kemandirian, dan prestasi akademik siswa (ahin & Erden, 2009; Brockett & Hiemstra, 1991). Namun, penelitian yang secara khusus mengkaji pengaruh model SDL terhadap prokrastinasi akademik siswa, terutama di tingkat SLTP, masih terbatas.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan model SDL terhadap sikap prokrastinasi akademik siswa tingkat SLTP di Pekanbaru, Riau. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi guru dan pihak sekolah dalam upaya mengurangi prokrastinasi akademik siswa melalui penerapan metode pembelajaran yang tepat.

B. Tinjauan Pustaka

  • Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi akademik merupakan kecenderungan untuk menunda-nunda tugas akademik secara sengaja dan tidak rasional, meskipun individu menyadari adanya konsekuensi negatif dari penundaan tersebut (Tuckman, 1991; Steel, 2007). Beberapa karakteristik prokrastinasi akademik antara lain:
  • Penundaan tugas secara sengaja dan tidak rasional
  • Adanya kesadaran akan konsekuensi negatif dari penundaan tugas
  • Melibatkan tugas-tugas akademik seperti mengerjakan tugas, belajar untuk ujian, atau menulis makalah

Prokrastinasi akademik dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti manajemen waktu yang buruk, motivasi belajar yang rendah, perfeksionisme, kecemasan, dan ketakutan akan kegagalan (Steel, 2007; Eckert et al., 2016).

Model Self-Directed Learning (SDL) Model SDL merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kemandirian dan tanggung jawab siswa dalam mengelola proses belajarnya sendiri (Knowles, 1975; Garrison, 1997). Dalam model SDL, siswa diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka sendiri, merumuskan tujuan belajar, mengembangkan strategi belajar, dan mengevaluasi proses belajar mereka.

Beberapa karakteristik utama model SDL antara lain:

  • Siswa bertanggung jawab atas proses belajar mereka sendiri
  • Siswa mengidentifikasi kebutuhan belajar dan merumuskan tujuan belajar
  • Siswa memilih sumber belajar dan strategi belajar yang sesuai
  • Siswa mengevaluasi proses belajar dan hasil belajar mereka sendiri

Penelitian-penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa penerapan model SDL dapat meningkatkan motivasi belajar, kemandirian, dan prestasi akademik siswa (ahin & Erden, 2009; Brockett & Hiemstra, 1991). Namun, penelitian yang secara khusus mengkaji pengaruh model SDL terhadap prokrastinasi akademik siswa, terutama di tingkat SLTP, masih terbatas.

C. Metode Penelitian

  • Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi dengan desain pretest-posttest control group design. Desain ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang menerapkan model SDL dan kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.
  • Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SLTP di Pekanbaru, Riau. Sampel penelitian terdiri dari 120 siswa yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Siswa tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen (60 siswa) dan kelompok kontrol (60 siswa).
  • Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap prokrastinasi akademik yang dikembangkan oleh peneliti. Skala ini terdiri dari 30 item pernyataan dengan skala Likert yang mengukur tingkat prokrastinasi akademik siswa pada mata pelajaran IPS. Skala ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan dalam penelitian                                           Prosedur Penelitian:

Pretest: Kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) diberikan pretest untuk mengukur sikap prokrastinasi akademik awal pada mata pelajaran IPS.

Perlakuan: Kelompok eksperimen menerapkan model pembelajaran self-directed learning pada mata pelajaran IPS selama satu semester, sedangkan kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional.

Posttest: Setelah perlakuan, kedua kelompok diberikan posttest untuk mengukur sikap prokrastinasi akademik akhir pada mata pelajaran IPS.

Analisis data yang diperoleh dari pretest dan posttest dianalisis dengan menggunakan uji statistik sebagai berikut:

Uji-t sampel berpasangan (paired-sample t-test) untuk membandingkan skor pretest dan posttest pada masing-masing kelompok.

Analisis kovarian (ANCOVA) untuk membandingkan skor posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan mengontrol pengaruh skor pretest. Uji asumsi normalitas dan homogenitas varians juga dilakukan sebelum melakukan analisis statistik di atas. Selain itu, ukuran efek (effect size) juga dihitung untuk mengetahui besarnya pengaruh model pembelajaran self-directed learning terhadap sikap prokrastinasi akademik siswa.

D. Hasil dan Pembahasan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam sikap prokrastinasi akademik antara kelompok eksperimen yang menerapkan model pembelajaran self-directed learning dan kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Pada kelompok eksperimen, terjadi penurunan sikap prokrastinasi akademik yang signifikan setelah penerapan model self-directed learning, sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat perubahan yang signifikan.

Uji-t sampel berpasangan menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen, terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest sikap prokrastinasi akademik (t = 5,27, p < 0,001). Skor rata-rata posttest (M = 68,2) lebih rendah secara signifikan dibandingkan skor rata-rata pretest (M = 75,8), yang mengindikasikan penurunan sikap prokrastinasi akademik setelah penerapan model self-directed learning. Sementara itu, pada kelompok kontrol, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest (t = 0,84, p = 0,406).

Analisis kovarian (ANCOVA) juga menunjukkan bahwa setelah mengontrol pengaruh skor pretest, terdapat perbedaan yang signifikan dalam skor posttest sikap prokrastinasi akademik antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (F = 18,74, p < 0,001). Rata-rata skor posttest yang disesuaikan pada kelompok eksperimen (M = 67,9) lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol (M = 74,6), yang menunjukkan bahwa model self-directed learning lebih efektif dalam menurunkan sikap prokrastinasi akademik siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional.

Ukuran efek (effect size) yang dihitung menggunakan eta kuadrat parsial (partial eta squared) menunjukkan bahwa model pembelajaran self-directed learning memiliki pengaruh yang besar terhadap sikap prokrastinasi akademik siswa (2 = 0,14). Ini mengindikasikan bahwa 14% dari variasi dalam sikap prokrastinasi akademik dapat dijelaskan oleh penerapan model self-directed learning.

Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mendorong kemandirian belajar, seperti self-directed learning, dapat membantu mengurangi prokrastinasi akademik (Grunschel et al., 2013). Dengan model self-directed learning, siswa memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mengelola proses belajar mereka sendiri, mengidentifikasi kebutuhan belajar, merumuskan tujuan, dan mengevaluasi kemajuan belajar. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar, kemandirian, dan komitmen untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik, sehingga mengurangi kecenderungan untuk menunda-nunda penyelesaian tugas (Bembenutty, 2011).

E. Kesimpulan

Penelitian ini mengkaji pengaruh model pembelajaran self-directed learning terhadap sikap prokrastinasi akademik siswa Sekolah Menengah Pertama di Pekanbaru, Riau pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model self-directed learning secara signifikan menurunkan sikap prokrastinasi akademik siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional.

Temuan utama penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam sikap prokrastinasi akademik antara kelompok eksperimen yang menerapkan model self-directed learning dan kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.

2. Pada kelompok eksperimen, terjadi penurunan sikap prokrastinasi akademik yang signifikan setelah penerapan model self-directed learning, sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat perubahan yang signifikan.

3. Analisis kovarian (ANCOVA) menunjukkan bahwa setelah mengontrol pengaruh skor pretest, rata-rata skor posttest sikap prokrastinasi akademik pada kelompok eksperimen lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol.

4. Ukuran efek (effect size) mengindikasikan bahwa model pembelajaran self-directed learning memiliki pengaruh yang besar terhadap sikap prokrastinasi akademik siswa, dengan 14% dari variasi dalam sikap prokrastinasi akademik dapat dijelaskan oleh penerapan model tersebut.

Temuan ini mengonfirmasi bahwa model pembelajaran yang berpusat pada siswa, mendorong kemandirian belajar, dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar, seperti self-directed learning, dapat membantu mengurangi prokrastinasi akademik. Dengan tanggung jawab yang lebih besar dalam mengelola proses belajar mereka sendiri, siswa menjadi lebih termotivasi dan berkomitmen untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik, sehingga mengurangi kecenderungan untuk menunda-nunda penyelesaian tugas.

Penelitian ini memberikan implikasi praktis bagi guru dan pihak sekolah untuk menerapkan model self-directed learning dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan mata pelajaran lainnya, sebagai upaya untuk mengurangi prokrastinasi akademik siswa. Selain itu, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengeksplorasi faktor-faktor lain yang memengaruhi efektivitas model self-directed learning dalam mengurangi prokrastinasi akademik, serta menguji penerapannya pada tingkat pendidikan yang berbeda.

Daftar Pustaka

Bembenutty, H. (2011). Self regulation of learning andacademic delay of gratification: Gender and ethnic differences among college students. Journal of Advanced Academics, 22(4), 586-616.

Brockett, R. G., & Hiemstra, R. (1991). Self-direction in adult learning: Perspectives on theory, research, and practice. London: Routledge.

Eckert, M., Ebert, D. D., Lehr, D., Sieland, B., & Berking, M. (2016). Overcoming procrastination in e-learning: An intervention study. Journal of Internet and Computer Applications, 35(5), 1086-1094.

Garrison, D. R. (1997). Self-directed learning: Toward a comprehensive model. Adult Education Quarterly, 48(1), 18-33.

Grunschel, C., Patrzek, J., & Fries, S. (2013). Exploring reasons and consequences of academic procrastination: An interview study. European Journal of Psychology of Education, 28(3), 841-861.

Klassen, R. M., Krawchuk, L. L., & Rajani, S. (2008). Academic procrastination of undergraduates: Low self-efficacy to self-regulate predicts higher levels of procrastination. Contemporary Educational Psychology, 33(4), 915-931.

Knowles, M. S. (1975). Self-directed learning: A guide for learners and teachers. New York: Association Press.

ahin, E., & Erden, M. (2009). Self-regulated learning: Skills and self-efficacy perceptions in relation with academic success of tertiary students. Eurasian Journal of Educational Research, 9(36), 155-172.

Steel, P. (2007). The nature of procrastination: A meta-analytic and theoretical review of quintessential self-regulatory failure. Psychological Bulletin, 133(1), 65-94.

Tuckman, B. W. (1991). The development and concurrent validity of the procrastination scale. Educational and Psychological Measurement, 51(2), 473-480.

Bembenutty, H., & Karabenick, S. A. (2004). Inherent association between academic delay of gratification, future time perspective, and self-regulated learning. Educational Psychology Review, 16(1), 35-57.

Howell, A. J., & Watson, D. C. (2007). Procrastination: Associations with achievement goal orientation and learning strategies. Personality and Individual Differences, 43(1), 167-178

Wolters, C. A. (2003). Understanding procrastination from a self-regulated learning perspective. Journal of Educational Psychology, 95(1), 179-187.

Zimmerman, B. J. (2002). Becoming a self-regulated learner: An overview. Theory Into Practice, 41(2), 64-70.

Pintrich, P. R. (2004). A conceptual framework for assessing motivation and self-regulated learning in college students. Educational Psychology Review, 16(4), 385-407.

Garrison, D. R., & Vaughan, N. D. (2008). Blended learning in higher education: Framework, principles, and guidelines. San Francisco: Jossey-Bass.

Knowles, M. S. (1984). Andragogy in action: Applying modern principles of adult learning. San Francisco: Jossey-Bass.

Merriam, S. B., Caffarella, R. S., & Baumgartner, L. M. (2007). Learning in adulthood: A comprehensive guide. San Francisco: Jossey-Bass.

Hiemstra, R. (1994). Self-directed learning. In T. Husen & T. N. Postlethwaite (Eds.), The international encyclopedia of education (2nd ed.). Oxford: Pergamon Press.

Guglielmino, L. M., & Guglielmino, P. J. (2008). Productivity among nurses: An exploration of self-efficacy, learner readiness for self-directed learning, and perceptions of facilitation and accommodation. International Journal of Self-Directed Learning, 5(1), 18-34.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun