Sedangkan kodrat zaman yakni pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21. Artinya murid di hadapkan dengan pembelajaran berbasis IT (Komputer) misalnya pembelajaran secara online. Kaitannya dengan Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) adalah Pembelajaran di sesuaikan dengan karakteristik dan minat anak. Â
Kodrat zaman berupa emosi anak dalam mencapai impian atau cita-cita didasari melalui interaksi dengan lingkungan serta media-media elektorinik dan virtual lainnya. Dulu banyak anak anak termotifasi ingin menjadi guru, dokter, bidan, polisi, tentara, kantoran dan lain-lain. Namun perkembangan zaman telah merubah, emosi anak anak juga mulai beralih ingin menjadi desainer, creator, selebtok, selebgram, gemer, tiktok, youtuber dan lain-lain.
Hubungan Kompetensi Sosial dan Emosional ( KSE ) dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak
Lumpkin (2008), menyatakan bahwa guru dengan karakter baik mengajarkan murid mereka tentang bagaimana keputusan dibuat melalui proses pertimbangan moral.Â
Guru ini membantu muridnya memahami nilai-nilai kebaikan dalam diri mereka sendiri, kemudian mereka mempercayainya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari siapa mereka, hingga kemudian mereka terus menghidupinya. Guru dengan karakter yang baik  kemudian mampu mengimplementasi kompetensi sosial dan emosional dapat melestarikan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat melalui murid-murid mereka.Â
Nilai dan Peran Guru Penggerak adalah sebagai berikut :
- Menjadi pemimpin pembelajaran
- Menjadi coach bagi  guru lain
- Mendorong kolaborasi
- Mewujudkan kepemimpinan murid ( Student Agency )
- Menggerakkan komunitas praktisi
Kaitan kompetensi sosial dan emosional (KSE) dengan nilai peran guru penggerak antara guru dengan murid yaitu menjadi pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi.Â
Artinya guru mampuh mengimplementasi filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu filosofi among, ing ngarso sung tulado (menjadi teladan, memimpin, contoh kebajikan, patut ditiru atau baik untuk dicontoh oleh orang lain perbuatan kelakuan sifat dan lain-lainnya), ing madya mangun karsa (memberdayakan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan, kemampuan, tenaga, akal, cara, dan sebagainya demi memperbaiki kualitas diri mereka), serta tut wuri handayani (mempengaruhi, memelihara, dan memprovokasi kebajikan serta kualitas positif lain agar orang lain bertumbuh dan maju).Â
Hubungan Kompetensi Sosial dan Emosional ( KSE ) dengan Visi Guru Penggerak
Seorang guru penggerak tentu memiliki visi. Visi tersebut harus di implementasikan dan di sesuaikan dengan kondisi sekolah serta karakteristik peserta didik, sehingga visi tersebut dapat mengakomodir seluruh persoalan.Â
Dalam penyusunan visi dan misi sekolah tentu memiliki tahapan-tahapan, dalam tahapan tersebut perlu Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) sehingga  dalam perumusan guru perlu mengontrol emosi, ego, beda pendapat, dan lain-lainnya. Guru tidak harus mengutamakan prinsipnya atau pandangannya perlu ada kolaborasi dengan rekan sejawat, orang tua, komite serta melibatkan siswa atau bersosial eksperimen mendengarkan keluhan siswa  sehingga tercapai sebuah visi misi yang mewakili seluruh kepentingan warga sekolah.