4. Â Ketrampilan Berelasi
salah satu faktor yang menunjang bagi guru dan peserta didik dalam memenuhi kebutuhan yaitu memiliki ketrampilan berelasi. Manusia adalah makhluk sosial’. Kutipan tersebut berlaku sepanjang manusia menjalani hidupnya.Â
Di segala aspek kehidupan, manusia selalu membutuhkan relasi, mulai dari keluarga, teman sejawat, komunitas, sekolah bahkan dalam lingkup pekerjaan dan bisnis. ketrampilan berelasi adalah kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif  merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia.Â
Ketrampilan berelasi dapat di awali dari lingkungan yang kecil, yaitu keluarga  dengan membiasakan anak kita untuk saling berkerja sama dalam pekerjaan di rumah. misalnya anak di beri tugas untuk membersihkan pekarangan rumah secara bersama sama (gotong royong), atau mencuci pakaian dan lainnya menjemur,  hal ini secara bersama-sama di lakukan dan melalui pengawasan orang tua.
Ketrampilan berelasi di kelas atau di sekolah  guru bisa membagi siswa menjadi kelompok yang di sesuaikan dengan materi pembelajaran. kemudian guru memberikan arahan untuk saling menghormati, memberikan kesempatan kepada teman untuk memberikan pendapat atau argumentasi, sehingga tujuan pembelajaran di dalam kelompok bisa terpenuhi. kedua contoh tersebut diatas kertika di lakukan berulang ulang ( kontinyu ) dapat memberikan pembiasaan kepada siswa dan akan terbawa-bawa ketika mereka sudah berbaur dengan masyarakat  kelak.Â
5. Â Pengambilan Keputusan yang Bertanggungjawab
Kompetensi pengambilan keputusan yang bertanggungjawab perlu di terapkan dalam setiap pribadi seseorang, Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab yaitu kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok
Misalnya pada pemilihan ketua kelas atau ketua OSIS di sekolah, siswa di minta untuk mengambil keputusan atau berperan serta dalam pemilihan  tersebut, sebaliknya sebagai seorang kandidat memiliki tanggungjawab dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan visi misi yang telah di rancang.Â
Hubungan Kompetensi Sosial dan Emosional ( KSE ) dengan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara
KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.Â
KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Kodrat alam meliputi bawaan dari lahir atau genetik, lingkungan dan keluarga. Kaitannya dengan Implementasi Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE ) yaitu merujuk pada pembelajaran yang berpihak pada murid sesuai dengan kodrat alamnya. Â Â