"Heeeeiii!, aku yang mau bunuh diri kok, malah kalian asyik nge-gossip sih?." Teriak si gadis itu.
Gadis itu semakin nekat, diangkat sebelah kakinya. Kini dia hanya bertumpu pada sebelah kaki.
"Hah!." Jantung warga desa yang dari tadi menonton gadis itu serasa copot. Mommy menangis berpelukan dengan Jingga. Jeng Mahar dan Aya bengong tidak tahu apa yang harus mereka perbuat. Pak Kades menutup matanya ngeri. Kang El, melihat ke arah atas jembatan sambil komat kamit nya dipercepat.
"Ayo, Cing, maju!. kamu pasti bisa!." Teriak si Kutu Buku pada Bocing.
Dengan gagahnya Bocing melangkah maju, melewati tembok jembatan berdiri di tepian, hanya berjarak beberapa meter saja dari gadis itu.
"Sekali lagi kamu melangkah, saya akan terjun ke sungai." Ancam gadis itu.
Bak seorang pahlawan dengan macho nya Bocing menenangkan gadis itu. "Sa... sabar sayang, semua masalah kan bisa dibicarakan. Dengan A'a Bocing disini, Insya Allah semua masalah akan beres."
"Sengaja A'a datang untuk menolongmu, gadis cantik." Kata Bocing merayu.
Di bilang cantik, wajah gadis itu bersemu merah. "Hihihi, cuma A'a yang bilang aku cantik."
"A'a bicara apa adanya." Sahut Bocing pada gadis itu. Kemudian dengan santai nya Bocing menyanyikan sebait lagu Iwan fals.
"Salah sendiri kau gadis, punya wajah teramat manis. Wajar saja bila ku ganggu, agar tak murung dunia... mata indah bola ping pong ... apakah kamu sedang kosong?."