Setelah setengah hari aku terseok dan tertatih-tatih menyusuri jalan curam, aku pun ditemukan oleh beberapa orang tim SAR. Teriak-teriakan mereka yang riuh tertelan deru angin. Saat mataku manangkap fatamorgana itu, tiba-tiba saja semangatku seperti dibakar kembali. Aku melambai-lambaikan tangan ke arah mereka.
“Woooooiii... !.”
Diantara mereka ada yang menangkap isyaratku. Mereka pun akhirnya bergegas memburuku. Seketika itu juga aku pingsan. Dan tak tahu apa-apa lagi.
Tuhan aku yang selalu ingin pulang. Hanya bisa menangisi kepergian empat orang temanku lainnya saat mereka dikebumikan. Ya, diantara kami berlima yang tersesat cuma aku yang selamat. Apakah aku harus berterima kasih pada-Mu, Tuhan?.
Ah, entahlah?. Dari puncak gunung ke puncak gunung lainnya aku mencari-Mu, Tuhan. Kini aku dan timku menyusuri jalan setapak ke puncak Gunung Kerinci. Akankah kita saling bertegur sapa lagi, Tuhan?.
*****
Kutu Kata, Aku Ingin Pulang, 27022012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H