"Pilkadut kali ini, Calon-calonnya apik-apik, Tem. Ada incumbent, ada perwakilan dari wong cilik, dan ada juga perwakilan dari non partai. Wah, pasti seru nih."
"Incumbent itu badut opo Mas?."
"Wah sampeyan kebanyakan meluk si gepeng sih, incumbent itu ketua badut yang lama."
"Mau jadi ketua lagi?. Kok gak bosan ya?. Mbo' ya kasih kesempatan pada yang lain, misalnya aku dicalonkan jadi ketua begitu, Mas."
"Sudahlah,Tem gak usah menghayal tugas kita sebagai warga badut adalah memilih ketua yang memang pantas dan layak jadi ketua. Bukan karena diiming-imingi uang recehan lantas kita milih dia."
"Aku sudah gak percaya lagi,Mas." Jawab Paitem lemas.
"Jadi sampeyan gak mau ikut nyoblos?."
Paitem cuma menggeleng-gelengkan kepalanya saja.
"Ma'af ya Mas..." Kata Paitem menyesal.
"Wis ora opo-opo, ora dipikirin. Sampeyan Golput itu adalah hak sampeyan. Karena memilih atau tidak memilih siapapun adalah hak bukan kewajiban."
Paijo pun pergi meninggalkan Paitem, pergi menuju ke tempat pencoblosan, pergi menuju ke perubahan nasibnya sesuai dengan yang ia yakini.